chapter 39 ✓

783 62 0
                                    

39. Teror (1)

****
H A P P Y
R E A D I N G ! !
__________________________________
S U D A H
D I R E V I S I !

F O L L O W  A K U N
A U T H O R
xyksyy
I G : ( thiss.saaa )
__________________________________

"Boleh, ayo bawa,"ajak Dave.

"Bawanya gimana? tubuhnya membusuk gini Dave kalau kita gendong malah kita kena juga,"ujar Eja.

"Itu ambil selimut di kasur buat bungkus tubuhnya,"ujar Dave.

Teo dengan gemetar mengambil selimut tersebut kemudian ia berikan pada Agla. Agla dengan cepat membungkus tubuh anak kecil tersebut untuk di kubur. Mereka bergegas menuju halaman belakang dan menggali tanah untuk menjadi liang lahat. Dengan perlahan Agla memasukan mayat anak kecil tersebut kemudian ia adzani dan ia iqamahi. Eja segera menutup kembali liang lahat tersebut dengan tanah yang sudah di gali.

"Yang tenang ya anak cantik, sampai jumpa,"ujar Agla.

"Dia ngucapin terima kasih ke kita tadi,"ucap Dave. Dave di datangi oleh anak tersebut. Anak tersebut berusia sekitar 8 tahun, ia berterima kasih pada mereka karena sudah mengubur tubuhnya dengan layak dan juga berpamitan pada Dave.

"Ah iya sama-sama adek manis,"jawab Teo yang mulai melupakan rasa takutnya.

"Ayo balik udah mau Maghrib,"ajak Eja.

"Iya ayo, gue udah ngerasa hawanya makin mencekam di sini,"timpal Agla.

Mereka memutuskan untuk kembali. Agla dan ketiga sahabatnya memutuskan untuk singgah di rumah Agla sejenak untuk beristirahat. Ira dan para sahabatnya juga sudah berada di rumah bersama Altair.

"Capek banget punggung gue huahh akhirnya duduk di kursi empuk,"Eja bernapas lega setelah menyandarkan tubuhnya pada kursi di kediaman Agla.

"Bener banget, pegel-pegel semua,"sahut Teo.

"Kalau mau minum ambil aja di dapur,"tutur Agla.

"Yoi santai."

"Hai udah pada pulang ya, habis dari mana?"tanya Mora yang di belakangnya terdapat Zaza dan Ira tak lupa juga Altair di gendongan Ira.

"Kita habis dari markas tadi yakan Dave,"ujar Teo berbohong.

"Iya dari markas, habis bahas sesuatu sama anak-anak tadi,"jawab Dave.

"Oalah, mandi dulu sana pake baju yang ada di kamar tamu aja gapapa,"kini Ira yang berucap.

"Makasih Ra, gue mandi dulu deh badan gue udah lengket banget rasanya, kalian juga sana lagian kamar mandinya nggak cuma satu kan,"Eja segera beranjak dari posisi duduknya. Ia memilih mandi di salah satu kamar tamu. Memang lantai 2 adalah lantai khusus untuk kamar para tamu dan lantai 3 adalah kamar utama pemilik rumah dan lantai dasar adalah kamar milik para asisten.

Para lelaki pun memilih mandi terlebih dahulu agar kuman-kuman menghilang dan juga tubuh menjadi kembali fresh. Sedangkan para perempuan memasak di dapur dan Altair berada di ruang tengah bersama BI Nani.

35 menit mereka gunakan untuk memasak berbagai macam hidangan untuk makan malam. Kini 7 hidangan berbeda tersaji di meja makan tak lupa dengan makanan pencuci mulut yakni puding coklat.

"Bau masakannya enak banget,"ujar Teo. Ketiga sahabatnya pun menyetujui ucapan Teo kali ini karena aroma makanan tercium hingga  ke penjuru ruangan. Mereka langsung menuju ruang makan yang sudah tersaji berbagai macam menu makanan yang menggugah selera.

 𝐀𝐠𝐥𝐚𝐧𝐭𝐚 𝐊𝐞𝐧𝐳𝐨 𝐒𝐦𝐢𝐭𝐡  [full rombak] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang