Selamat membaca.
Setelah kepergian Gama dan Ananta keempat pemuda itu saling pandang, mereka kemudian memberikan tatapan mengejek kearah Aksara.
"Kasian belum selesai ngedeketin udah keduluan."
"Mana cowok nya cakep banget,"
"Ervan, coba lo cari sosmed tuh cowok." Suruh Aksara.
"Males gue."
"Ck! Gak guna banget jadi temen."
"Ayo kerumah gue, gue cari sosmed tuh cowok." Ajak Ervan.
Mereka berempat pun segera menuju mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah Ervan.
Setelah sampai mereka langsung memasuki kamar Ervan yang tampak terawat. Ervan mulai membuka laptop nya dan ketiga temannya hanya diam sembari memperhatikan gerak-gerik Ervan.
"Namanya tadi siapa?"
"Gama? Kalo yang gue denger namanya Gama."
Ervan mengangguk kemudian langsung mencari akun sosmed pemuda tadi, tak sulit baginya mencari tau informasi seperti ini.
"Gila si Naresh langsung di embat tuh cewek!" Ucap Haidar memecahkan keheningan.
"Bukannya Naresh pernah ngomongin soal cewek yang pernah nolongin dia? Itu cewek bukan sih orangnya?"
"Kayaknya iya deh, kalo beneran berati orang itu yang selama ini Naresh suka?"
"Bisa aja, biarin deh dia mau nyoba pacaran kayaknya."
"Ketemu!" Ujar Ervan. "Tapi gada photonya, cuma ada photo Ana."
"Coba liat." Suruh Aksara.
Aksara dan teman-temanya yang lain pun melihat sebuah akun yang terpampang jelas di layar laptop itu.
"Nah bisa gue simpulin kalo mereka beneran pacaran! Buktinya tuh cowo ngeposting photo Ana."
"Gue setuju! Pasti mereka udah lama pacaran, photo nya di posting dua tahun lalu."
"Apa gue harus tanya sama Ana nya langsung?" Tanya Aksara.
"Lagian lo kenapa sih mau deketin Ana? Kan banyak cewek lain."
"Udah gue bilang gue penasaran sama dia. Jadi, gue bakalan tetap deketin dia sekalipun dia punya pacar."
"Sinting." Ujar ketiga temannya.
✧
"Gue mau protes deh, Gam."
Gama melirik gadis di sampingnya, kemudian berdehem pelan. "Protes kenapa, Na?"
"Ini kenapa photo gue masih belum di hapus? Kan nanti orang mikirnya kita pacaran lagi, udah dari berapa bulan yang lalu loh aku suruh hapus tapi belum di hapus-hapus."
"Biarin aja, gue suka photonya. Senada sama pemandangan yang gue potret."
"Kan bisa pake photo lain! Kalo gini caranya orang yang suka sama lo mundur duluan, karna ngiranya lo punya pacar."
"Terserah, gue ga minta buat di sukain."
"Pokoknya hapus, gue gamau tau! Harus di hapus." Tekan Ananta.
"Gue hapus photo itu terus gue posting photo lo lebih banyak lagi."
Ananta berdecak sebal ingin sekali melayangkan tamparan kearah pemuda itu, tapi ia urungkan mengingat ia menumpang di mobil pemuda ini. Bukan takut diturunkan di tengah jalan, lagian juga Gama mana berani meninggalkan Ananta di tempat sepi ini sendirian.
"Ana, yang tadi pacar lo? Kok dia natap gue kayak tajam banget." Ujar Gama.
Ananta menoleh ia tampak berpikir keras, "Yang mana? Kan tadi ada empat cowok."
"Yang paling tinggi."
"Oh, Aksara? Dia temen gue."
"Kok lo ga bilang sih punya temen cowok?"
"Kan temenannya baru berapa hari, itu pun engga deket-deket banget."
Gama mengangguk-angguk paham. Ia memarkirkan mobilnya didepan perkarangan rumah Ananta dan melirik gadis itu. Tangannya mengusap surai rambut gadis di sampingnya dan tersenyum tipis.
"Jangan gampang percaya sama orang baru ya, Na? Didunia ini yang baik cuma gue, cuma gue yang bisa ngertiin keadaan lo."
"Tanpa lo bilang pun gue tau, Gam. Gue tau lo paling baik di dunia gue, bahkan gue gatau gimana caranya ungkapin kata terimakasih karna selama ini udah ngebebanin lo. Maaf karna sering ngebebanin pikiran lo karna masalah gue, gue gatau lagi harus ngomong gimana, pokoknya gue sayang banget sama lo, Gam. Gue harap lo gak pernah ninggalin gue kayak dia." Lirih Ananta dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
Gama kembali tersenyum ia menarik gadis itu kedalam pelukannya dan menghapus air mata Ananta. "Gue juga sayang sama lo, Na. Gue janji gak akan pernah ninggalin lo."
"Janji?" Ananta mengulurkan jari kelingkingnya. Gama mengangguk kemudian menautkan kedua jari kelingking mereka.
"Gue janji, Na."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSANANTA
Fiksi RemajaBagi Aksara, Ananta itu ibarat sebuah Kanvas dan ia kuas sekaligus tinta-nya. Aksara membutuhkan Ananta, seperti Ananta membutuhkan kuas dan tinta untuk melukis. Hanya ketidak sengajaan yang membuat mereka bertemu, yaitu ketika ia menemukan sosok An...