Selamat membaca.
Ananta menatap malas papan tulis didepannya, matanya masih mengantuk tapi sudah di suguhkan dengan pelajaran fisika.
Ananta melirik Haura yang tampak fokus memperhatikan, Aleana yang sibuk mencatat, dan Ayesha yang sudah tertidur pulas.
Ananta mengangkat tangan nya, "Pak, saya izin ke toilet, kebelet."
Guru itu mengangguk, "Baik Ana, silahkan."
"Mau ditemenin engga?" Tanya Haura.
Ananta menggeleng cepat, "Gausah, gue sendiri aja, Ra."
Setelah menerima anggukan dari Haura, Ananta langsung pergi keluar kelas menuju toilet.
Ananta berdecak sebal, kenapa letak toilet sangat jauh? Ananta berjalan santai menuju toilet, mata nya menangka lima sosok pemuda yang duduk di atas pagar pembatas.
"Duh gimana gue bisa lewat kalo banyak cowok gitu?" Gumamnya.
Dengan keyakinan hati Ananta tetap berjalan, ia tersenyum tipis kearah lima pemuda didepannya.
"Eh Ana, mau kemana?" Tanya Jeano.
Tanpa menoleh Ananta menjawab, "Toilet."
"Oh sok, tiati."
Setelah kepergian Ananta mereka kembali berbincang ringan entah apa yang dibicarakan.
"Resh, tuh cewek yang lo anter kemarin bener engga sih yang pernah lo ceritain itu?" Tanya Haidar.
Naresh mengangguk, "Bener."
"Berati dia cewek yang udah lama lo incer?"
"Benar. Gue dari dulu cari cara supaya bisa deket sama dia, eh sekarang dikabulin. Makasih ya Sa, kalo engga berkat lo nyuruh Ana liat kita kemaren mungkin gue sama Haura gabakal tukeran kontak."
"Santai, semoga lancar pdkt nya, bro!"
"Amiin!"
"Ana?" Panggil Haidar.
Ananta memberhentikan langkah kakinya kemudian menoleh, "Kenapa?"
"Dia malu bilang gini, tapi katanya sore nanti mau jalan engga?"
"Siapa? Lo mau jalan sama gue?" Tanya Ananta.
Ke-empat teman Haidar hanya diam memperhatikan obrolan manusia berbeda gender didepannya.
"Bukan gue elah! Tuh si Aksa ajak lo jalan, dia ga berani bilangnya."
Aksara dan ketiga temannya tercengang, Hiadar buru-buru memalingkan wajahnya dari keempat temannya dan menatap gadis didepannya yang sudah memasang raut wajah bingung.
"Gimana lo mau, Na?" Haidar kembali bertanya.
Ananta tampak berpikir, ia menoel lengan Aksara kemudian tersenyum tipis, "Cuma jalan kan? Gue mau."
Aksara tampak gugup, "Eh iya iya, nanti gue jemput sehabis jum'atan."
Ananta mengangguk kemudian langsung pamit pergi untuk balik kekelas.
"Gue balik kekelas dulu ya, guys!"
"Eh Na, jam istirahat nanti suruh Haura temuin gue di taman belakang sekolah, ya!"
Ananta mengacungkan jari jempol nya, "Siap!"
✧
Lonceng istirahat sudah berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut masing-masing.
Kecuali empat gadis itu yang tampak menunggu Aleana membereskan bukunya.
"Haura lo disuruh Naresh ke taman belakang sekolah, gih sana."
Haura menyernyit, "Hah gue? Kenapa?"
"Gatau, udah sana di tungguin tuh. Lancar pdkt nya, Ra!" Kekeh Ananta.
Haura tersenyum tipis kemudian langsung berjalan menuju taman yang letaknya di belakang kelas XII.
"Loh iya lupa, Idar ngajak gue keperpus. Gue duluan ya, bye!"
"Bye!" Ucap keduanya.
Ananta dan Aleana saling lirik, "Jadi ini kita cuma berdua, Na?"
Ananta mengangguk, "Iya, Lea. Yaudah ayo ke kantin,"
Hendak keluar kelas tapi terhenti kala melihat tiga pemuda didepan mereka berdua.
"Ana, ikut gue." Ajak Aksara.
Ananta mengangguk, ia mengikuti langkah Aksara sembari menggandeng tangan Aleana. Ia tak mau membiarkan gadis itu sendirian kekantin.
Jeano dan Ervan saling pandang, Jeano menarik pergelangan tangan Aleana dengan lembut. Terlepas sudah pegangan tangan Ananta dan Aleana, Aleana berdecak sebal.
"Kenapa sih? Gue mau ikut Ana, orang dia ajak gue juga!"
"Mereka mau ngapel, lo mau jadi nyamuk?"
Aleana menggeleng cepat, "Mereka engga ngapel! Lagian engga pacaran juga, gimana mau ngapel."
"Udah jangan bacot, mending ikut kita berdua kekantin. Gue traktir," Ucap Jeano yang langsung diberi anggukan cepat oleh Aleana.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSANANTA
Genç KurguBagi Aksara, Ananta itu ibarat sebuah Kanvas dan ia kuas sekaligus tinta-nya. Aksara membutuhkan Ananta, seperti Ananta membutuhkan kuas dan tinta untuk melukis. Hanya ketidak sengajaan yang membuat mereka bertemu, yaitu ketika ia menemukan sosok An...