Aksananta 11 ✯ Pujian

6.6K 567 1
                                    

Selamat membaca.

Aksara tak mengerti kenapa ia tiba-tiba merasa tak suka jika gadis itu mempunyai pacar. Sementara gadis yang ia pikirin hanya diam menikmati jalan.

Tapi, disisi lain Aksara bernafas lega karna ternyata lelaki yang kemarin menjemput Ananta bukan kekasihnya.

"Ana." Panggil Aksara.

Ananta langsung menoleh, "Kenapa, Sa?"

"Gue boleh nanya?"

Alis Ananta tampak berkedut, "Nanya apa?"

"Lo punya cowok?"

Ananta terdiam, ia sudah tahu jika Aksara pasti menanyakan ini. Ananta kemudian berdehem pelan sebelum akhirnya menjawab pertanyaan yang terlontar dari mulut Aksara.

"Punya, kenapa?"

"Kenapa lo mau jalan sama gue sedangkan lo punya pacar? Gimana perasaan pacar lo jika dia tau lo jalan sama cowok lain?"

"Gausah di bahas, ga penting." Ucap Ananta tak suka.

"Penting, karna gue bawa cewek orang tanpa sepengetahuannya."

"Kalo gue bilang ga penting berati engga."

"Ana ternyata muka lo doang ya yang polos, tapi ternyata lo gampang banget di ajak jalan sama cowok lain padahal punya cowok. Pasti lo banyak simpanan ya? Gue tau lo cantik, tapi kalo kelakuan lo gini lo di mata gue ga lebih dari sekedar sampah."

Ananta menahan sesak di dadanya, tak tahu mengapa ucapan Aksara sangat menusuk hatinya.

"Kalo gue punya banyak cowok apa salahnya? Gak ada, lagian engga ada hubungannya sama lo, Aksara." Jawab Ananta berusaha setenang mungkin.

Aksara tertawa pelan, "Gimana ya kalo cowok lo tau tentang ini? Ah, pasti dia langsung ilfeel sama cewek sok cantik kayak lo."

"Gue emang cantik." Ananta tak menghiraukan lagi semua ucapan pedas Aksara, ia menelpon Gama dan minta langsung jemput. Cukup, ia tak tahan dengan ucapan pedas itu.

"Turunin gue." Pinta Ananta.

Aksara tak menjawab ia langsung meminggirkan mobilnya dan kembali menoleh ke gadis itu, "Mau ngapain lo? Mau loncat disini?" Ucapnya setelah melihat ternyata gadis itu meminta stop di jembatan.

"Pergi lo, gue udah di jemput." Ujarnya tanpa menoleh.

"Oh." Aksara kembali melajukan mobilnya meninggalkan Ananta sendirian disana.

Ananta langsung menumpahkan tangisnya, ia meringkup badannya di pinggir jembatan itu sembari menunggu Gama.

Tin! Mobil Gama menghampiri nya. Gama langsung turun dan mendekati gadis itu. Gama menyernyit melihat penampilan Ananta yang cukup acak-acakan.

Tanpa bertanya, Gama langsung menuntun gadis itu memasuki mobilnya.

Setelah gadis itu tidak menangis lagi Gama mulai bertanya dengan lembut.

"Na, are u okay?" Mobil Gama terhenti disebuah cafe minimalis yang tampak ramai.

"Okey kok. Bdw, kenapa kita stop disini?" Tanya Ananta.

Gama tersenyum singkat, "Ayo masuk, kita makan dulu. Sekalian gue minta lo jelasin semuanya ke gue. Gak ada bantahan."

Ananta hanya mengangguk, "Oke."

Sebelum keluar dari mobil, Gama mengusap terlebih dahulu air mata gadis itu. "Lo jelek kalo nangis."

"Jadi, sebenarnya apa yang terjadi sama lo? Jangan bilang lo abis di jambret atau lebih parahnya lo di lecehin?"

Ananta menghela nafas panjang sebelum akhirnya bercerita mengenai hal yang terjadi padanya. Ia bercerita sedetail mungkin, tanpa tertinggal sepatah kata pun.

Tangan Gama terkepal, matanya menajam, ia menatap iba kearah gadis itu. Tanpa aba-aba ia langsung memeluk gadis didepannya memberikan kekuatan, Ananta kembali menangis sembari mengeratkan pelukannya.

"Dia ngomong asal ceplos tanpa tau kebenarannya, Gam." Isak tangis Ananta masih terdengar ditelinga Gama.

Gama mengelus pelan surai rambut gadis itu dan menatap mata nya. "Cantik, jangan pernah dengerin omongan orang ya? Biarin aja orang mau ngomong jelek tentang kamu apapun itu, intinya i'm glad you survived until now. Gue bangga sama lo, lo kuat banget sama semua masalah lo yang tiap hari bukannya berkurang malah makin bertambah, lo anak kuat. Jangan dengerin orang lagi, biarin orang mau ngomongin lo sampe mulutnya berbusa lo jangan respon, nanti dia bakalan cape sendiri. Udah jangan nangis ade manis." Gama mengecup singkat pipi chubby Ananta dan kembali menenangkannya.

"Lo paling baik di dunia ini, Gam. Gue beruntung bisa ketemu sama manusia sebaik lo, mungkin kalo lo ga hadir di hidup gue, gue udah engga ada lagi di dunia ini."

"Jangan ngomong kayak gitu, gue gasuka. Mau ada apa engga nya gue di hidup lo, lo udah di takdirin untuk kuat."

"Gama, anterin gue pulang. Gue pusing." Ucap gadis itu sebelum akhirnya pingsan tak sadarkan diri.

AKSANANTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang