3. Tremor Mistis

3.4K 182 28
                                    

Assalamualaikum...
Hola, i'm back,

Selamat membaca!

Klik ⭐ dulu dong, buat dukung cerita ini. Mohon pengertiannya ya.

___

FOLLOW ME ON INSTAGRAM : @asyiahmuzakir
& WATTPAD : nurasyiaaaaahh

ATTENTION! SEBAIK-BAIK BACAAN HANYALAH AL-QUR'AN! MARI TETAP MENGUTAMAKAN MEMBACA AL-QUR'AN.

Jangan lupa baca surah Al-Kahfi dulu ya, teman-teman.

___

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."
(QS. Al-Insyirah : 5)

°

Mau baca? VOTE dulu yuk!
___

Suara kicau burung mulai terdengar dari sisi kanan dan kiri hutan yang dilewati mobil Adnan, pria itu tak sendirian melainkan ditemani oleh Eliza, sang sekretaris multifungsi yang dalam keadaan darurat bisa merangkap jadi supirnya ke mana-mana.

Jalan menuju ke lokasi proyek kali ini bisa dikatakan sangat sepi, apalagi posisinya melewati hutan yang ditumbuhi pohon pinus yang tinggi menjulang bagai tower.

Jarang sekali ada orang yang melintas, tapi bukan itu permasalahan utamanya, permasalahan utamanya ialah jalannya yang berlubang, banyak genangan air bercampur lumpur, serta jalur yang semakin menyempit. Dalam hati Adnan menggerutu, ia khawatir mobilnya akan bermasalah jika ia meneruskan perjalanannya, ditambah lagi Eliza yang nyetirnya agak ugal-ugalan.

Dan kekhawatiran Adnan itu benar-benar terjadi, setelah melewati tiga genangan air bercampur lumpur, kap mobilnya mengeluarkan asap. Tak lama dari kejadian itu, mobilnya pun berhenti sendiri alias mogok.

"Ya Allah, kenapa nih, Pak?" tanya Eliza panik melihat kap mobil Bos-nya mengepulkan asap putih seperti asap nasi panas yang baru saja diambil dari mejikom.

Tak menjawab pertanyaan Eliza, Adnan langsung membuka pintu mobil dan bergegas turun guna memeriksa apa yang terjadi dengan mesin mobilnya.

Melihat Adnan turun, sontak Eliza pun ikutan turun karena takut terjadi apa-apa jika ia terus berada di dalam mobil. Pikirannya membayangkan mobil Adnan akan meledak. Ck, tidak seperti itu juga kali, Za!

Eliza pun mengeluarkan pertanyaannya saat Adnan mematung sambil mengerutkan keningnya, "Apanya yang rusak Pak?"

"Enggak tahu Za, saya kurang ngerti masalah otomotif begini," jawab Adnan dengan muka bingung.

"Coba saya telfon yang lain," usul Eliza langsung mendial nomor Syaiful, tapi ia menghela nafas berat karena tak ada sinyal.

Adnan juga mencoba dengan ponselnya menghubungi para anak buahnya, tapi nihil karena tak tersambung.

"Terus kita gimana Pak?" tanya Eliza lagi. Gadis itu pun sama bingungnya dengan Adnan. Jika Adnan saja tidak mengerti cara memperbaikinya apalagi dia.

"Ini saya lagi mikirin solusi buat kita," jawab Adnan agak ketus, wajar pikirannya saat ini sedang keruh. Seumur-umur ia baru mengalami yang namanya mogok di tengah hutan.

RESIGN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang