39. Sisi Termanis

336 31 0
                                    

Allahumma Sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'in.🦋

✨✨✨

Gazwan, lahir di Qatar dengan seribu penderitaan, ibunya merupakan istri kedua Mahmoud Alkaf, yang disembunyikan dari istri pertamanya, Shofiya Alfarizi, Nenek Adnan. Jadi sebenarnya, Gazwan adalah paman tiri Adnan, tak ada yang mengetahui fakta ini kecuali dirinya dan Shofiya Alfarizi yang dulu membuangnya setelah mengusir ibunya dengan sejumlah uang bernilai besar.

Dendam itu terpupuk di hati mungil Gazwan kecil yang kini tumbuh menjadi pemuda yang tempramental dan keras, itu hasil didikan ibunya yang kasar dan suka menampar sejak diusir oleh keluarga Alfareza. Kini ibunya terpaksa mendekam di rumah sakit jiwa karena gangguan mentalnya.

Gazwan membenci fakta bahwa darah Alkaf mengalir di tubuhnya karena itu telah membuatnya sengsara, dia dianggap anak tidak sah yang akan mengganggu pewaris keluarga Alfareza, itulah kenapa ia diusir oleh Shofiya Alfarizi, ibu tirinya.

"Berhenti mengganggu cucu saya atau...."

"Atau apa? Ibu akan menyingkirkan ku seperti sebelumnya?" tantang pemuda itu sambil tertawa miris, ia duduk di sofa lalu menyilangkan kakinya di depan Shofiya tanpa rasa segan, menganggap kantor wanita paruh baya itu seperti rumahnya sendiri.

"Aku bukan ibumu, aku tak sudi anak pelakor sepertimu memanggilku ibu!" Muka Shofiya Alfarizi semakin memerah karena murka ia bahkan memalingkan wajah setiap pemuda itu melihat ke arahnya.

Nenek Adnan itu ingin segera menyuruh bodyguard-nya menyeret pemuda yang seakan berkuasa di ruang kerjanya, namun ia berusaha menahan diri untuk tidak melakukan itu.

"Jangan ganggu Adnan, dia berhak bahagia."

"Lantas aku tidak, bu?" Tatapan terluka dari pemuda itu sempat menggoyahkan empati Shofiya, tapi dalam sekejap itu menghilang ketika sekelebat ingatan tentang pengkhianatan yang dilakukan suaminya dengan ibu pria itu muncul kembali.

"Bukan urusan saya, yang penting saya peringatkan kamu untuk berhenti mengusik keluarga saya seperti yang ibu kamu lakukan. Asal kamu tahu, saya sudah berbaik hati memaafkan kesalahan kalian, jadi tolong pergilah jauh-jauh dari hidup kami."

"Apa uang yang saya berikan dulu tidak cukup?"

Pemuda itu tersenyum smirk, kemudian kelakuannya tambah menjadi, ia menaikkan kakinya ke atas meja lalu menggeser gelas teh milik Shofiya dengan kaki jenjangnya sampai terjatuh ke lantai dan mengeluarkan bunyi gemerincing. Shofiya melotot ke arahnya sambil menahan luapan emosi. Tangan keriputnya terkepal kuat, matanya sudah memerah.

"Saya akan berikan berapa pun uang yang kamu mau, asal kamu berhenti mengganggu keluarga saya."

"Hahaha, semudah itu? Sebenarnya bisa kulakukan, tapi kali ini yang mulai bukan aku, tapi cucu ibu, dia membawa kabur istriku."

"Adnan tidak mungkin melakukannya! Dia sangat mencintai istrinya sendiri. Jangan mengarang cerita!" bantah Shofiya tak percaya.

"Aku punya buktinya, bu. Aku bukan pembohong seperti suamimu."

Shofiya tercenung, suaminya memang pembohong ulung sampai dulu dia tak tahu suaminya berkhianat selama bertahun-tahun. Hatinya kembali nyeri, amarah menyelimutinya tapi dia masih berusaha menahan diri untuk tidak menampar anak tirinya yang telah mengingatkannya kepada suami brengseknya itu.

"Tunjukkan!"

Gazwan merogoh kantongnya lalu mengeluarkan ponselnya, lalu dia menunjukkan sebuah video rekaman Cctv jalan raya yang menangkap sosok Adnan dan Surya bersama seorang wanita memasuki sebuah mobil.

RESIGN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang