33. Mata-mata

843 45 0
                                    

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

"Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang dan para wanita berpakaian tapi telanjang, berlenggok-lenggok, dan kepala mereka bagaikan punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak begini dan begini." (HR Muslim).

📝📝📝

Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi.

🪶Jangan lupa vote & sematkan komentar ya, biar author moody-an ini semangat buat update.🪶

"Saya pengen gaun yang simpel, tapi elegan dan lengannya lebar agar memudahkan untuk berwudhu." Eliza menjelaskan gaun yang ia inginkan kepada Amirah, sang desainer yang langsung menggambar sketsanya.

"Model badannya saya mau cutting-an A-line, dengan payet di bagian pinggang, itu saja."

"Baik, Miss. Pilihan anda sungguh luar biasa, detailnya sangat cantik. Saya tak sabar ingin menunjukkan hasilnya kepada anda saat fitting nanti."

"Untuk mempelai pria tidak ada request-an?" tanya sang desainer beralih ke Adnan yang sedari tadi hanya diam menyimak.

"Kalau saya yang penting gaunnya tidak membentuk siluet badan istri saya," jawab Adnan sambil tersenyum.

Sang desainer mengangguk paham, "Suami anda benar-benar menjaga marwah anda, Miss. Anda beruntung."

"Memang sudah semestinya begitu, Miss Amirah." Eliza menjawab sambil memamerkan senyum manisnya.

"Semoga acara resepsinya nanti berjalan lancar, dan pernikahan kalian diberkahi Allah, ya."

"Aamiin Ya Rabb, terima kasih Miss Amirah," Eliza mengaminkan begitu juga Adnan.

"Terimakasih sudah mendoakan kami, doa baik akan kembali kepada yang mendoakan," ujar Adnan tulus.

"Aamiin, sama-sama, Sir Adnan dan Miss Eliza."

Selesai mendiskusikan gaun dan jubah yang akan mereka kenakan untuk resepsi, Adnan memutuskan untuk langsung pulang ke apartemen, ia khawatir mengingat sebelumnya Eliza kebanyakan duduk dan berdiri, ditambah lagi istrinya itu begitu excited waktu memilih kain bahan untuk gaun sampai ikut mondar-mandir dari satu toko ke toko yang lain.

"Mas Nan, aku pengen mangga muda deh, pengen bakso juga. Tapi kita kan lagi di Qatar ya, mana ada itu semua." Selama perjalanan, Eliza ngoceh tentang ngidamnya kali ini.

"Pengen banget ya?" tanya Adnan seraya mengusap puncak kepala bumilnya itu.

"Iya, emang bisa?" Eliza balik bertanya, nadanya berubah sedih.

Adnan paling tidak suka melihat sang istri sedih. "Kalau bakso mungkin bisa  aku bikin, tapi mangga muda? Kayaknya susah dicari di sini."

"Ya udah bakso aja, di kulkas kita masih ada stok daging sapi yang nganggur tuh."

"Oke, sesampainya di apartemen, langsung aku eksekusi deh. Asalkan kamu jangan sedih."

"Makasih suamiku yang paling ganteng."

"Idih tumben muji-muji si bumil gemes ini." Adnan mencubit pelan pipi Eliza yang semakin hari semakin chubby. Eliza cemberut sembari menepis tangan Adnan lalu memeluk lengan kekar suaminya itu sambil menyandarkan pipi gembulnya di sana.

RESIGN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang