29. Mendung Sore Hari

1.2K 56 0
                                    

Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa ala alihi wa shohbihi wa salim.

🌷

Subhanallah

Alhamdulillah

Lailahaillaillallah

Allahu Akbar

🌷

ALLAHUMMA ASHLIH AHWAL ALMUSLIMINA FII FILISTIN.🤲🏻🇵🇸

🇮🇩❤️🇵🇸

Selalu ingat ya, sebaik-baiknya bacaan hanyalah Al-Qur'an, maka utamakan baca Al-Qur'an dulu!

📖

Bismillah....

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ

Artinya: "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah." (QS Ali 'Imran: 110).

🌿

Pencet bintang pojok dulu yuk!☺️

🌿

"Berapa bulan Shan?" tanya Eliza mengawali pembicaraan setelah mereka selesai menyantap hidangan penutup yang manis-manis.

"Masuk bulan ke enam nih, Za," jawab Ashana sembari mengusap lembut perutnya yang tertutup abaya panjang, senyum keibuan sudah terpancar di wajah ayunya. "Udah keliatan gede banget ya perutku?"

"Jangan-jangan kembar, Shan?" tebak Eliza yang di balas gelengan Ashana.

Tangan Eliza ikut mengusap lembut perut buncit Ashana, lalu tersenyum saat keinginan hamil muncul di lubuk hatinya, tapi bagaimana bisa kalau diam-diam ia terus minum pencegah kehamilan. Padahal ia tahu sendiri resikonya kalau sampai Adnan tau akan hal itu, suaminya itu pasti marah.

"Kalo kamu gimana? Enggak ada niat buat nunda momongan kan?" tanya Ashana hati-hati karena pertanyaan 'udah hamil belum?' akan jadi kalimat sensitif untuk banyak orang yang sudah menikah, makanya ia memilih kalimat lain.

"Hehe, aku sih maunya nanti aja ya, aku masih merasa belum siap jadi ibu, masih merasa kurang ngerti ilmu parenting, Shan." Ashana menggeser duduknya lebih dekat dengan Eliza lalu menepuk bahunya.

"Dulu sebelum hamil aku juga merasa begitu, tapi setelah hamil, kepercayaan diriku meningkat, Za. Aku yakin aku bisa mendidik dan merawat anakku sambil belajar parenting. Istilahnya belajar sambil langsung dipraktekkan, aku yakin semua wanita bisa jadi ibu yang baik. termasuk kamu, Za."

"Iya kamu bener, Shan. Aku cuma belum siap membagi waktu, aku masih harus mendampingi Adnan di kantor selagi dia belum nemu sekretaris yang baru."

"Oh iya ya, jadi sekarang Adnan lagi cari sekretaris baru?"

"Sebenarnya aku sama Adnan belum bicara soal ini, tapi kalau aku mau resign pun kayaknya dia fine-fine aja, ya mungkin yang susah itu cari penggantinya, dia pemilih banget kalau soal sekretaris dan jarang banget ada yang sabar ngadepin dia."

RESIGN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang