6. Ada Siapa Gerangan?

2.3K 141 13
                                    

Assalamualaikum....
Aku balik lagi, jangan sampai lupa buat vote & komen, ya!

FOLLOW ME ON INSTAGRAM : @asyiahmuzakir
& WATTPAD : nurasyiaaaaahh

ATTENTION! SEBAIK-BAIK BACAAN HANYALAH AL-QUR'AN! MARI TETAP MENGUTAMAKAN MEMBACA AL-QUR'AN.

____

Tangan kekar itu mengaduk-aduk nasi lembek alias bubur yang sudah dilengkapi kuah dan kerupuk dengan ekspresi tak menyenangkan. Adnan kesal karena pada akhirnya ia makan bubur instan. Kalau begitu dari tadi ia tak usah menyuruh Eliza datang ke apartemennya, karena tujuannya menyuruh gadis itu ialah karena dirinya ingin dimasakin.

"Ya udah sih, uncle. Makan aja, kan sama-sama bubur," celetuk Rania risih melihat Adnan terus menerus menekuk wajahnya.

Sedangkan Eliza kini tak berani bahkan hanya untuk mengangkat kepalanya. Ia takut Adnan akan memarahinya, walaupun sepertinya tidak akan karena pria itu sedang kekurangan tenaga untuk meluapkan emosi.

"Iza, potongin buah buat saya," titah Adnan seraya menatap tajam ke arah Eliza yang terus menyembunyikan wajahnya dengan menunduk dalam.

"Baik, Pak."

"Sama itu angkat kepala kamu, leher kamu bisa capek apa nunduk terus kayak gitu?" lanjut Adnan seraya mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ekhem, diam-diam memperhatikan juga, demen ya, Pak?

"Baik Pak, tunggu sebentar ya, saya ambil dulu buahnya di dapur."

Baru saja Eliza membalikkan badannya ke arah yang ingin ia tuju, Adnan memanggil namanya lagi. Hal itu membuat Eliza terpaksa harus memutar badannya kembali ke posisi semula.

"Iya Pak? Ada apa lagi?" tanyanya disertai senyuman kaku.

"Saya mau buah semangka, mangga, melon, sama apel, yang lainnya nggak dulu," request Adnan, si banyak mau tapi mageran.

"Udah itu aja?" tanya Eliza yang malas balik lagi kalau sampai nanti Adnan meminta tambahan buah yang lain.

"Mengkudu nggak mau?" tawar Eliza yang dibalas kerutan di dahi Adnan.

"Emang di dapur ada buah mengkudu?" tanyanya cengo.

"Enggak ada sih, cuma mau nawarin aja, siapa tahu mau juga," jawaban Eliza membuat Adnan mendapatkan ide jahil untuk mengerjai gadis itu.

"Ya udah deh, saya mau, tolong belikan saya satu kilo mengkudu, ya," pinta Adnan yang membuat Eliza merasa kalau dirinya sudah terjebak ke dalam perangkap yang ia buat sendiri.

"Mampus gue," gumam Eliza sebelum mengelak. "Pak, masa sore-sore begini saya disuruh cari penjual buah mengkudu sih? Saya kan nggak tahu tempat di mana buah bau ketek itu dijual."

"Ahaha, searching ajalah Za, udah sana, saya nggak sabar pengen mencicipi gimana rasanya mengkudu tanpa diolah."

"Oke, saya bakal cari sampai ketemu, tapi syaratnya Pak Adnan harus beneran mencicipi mengkudu yang nanti saya dapat, gimana? Setuju?"

"Kenapa saya harus setuju?"

"Karena Pak Adnan udah menyita waktu saya di luar kantor."

RESIGN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang