17. Kolega Kecil

1.7K 101 15
                                    

Nggak minta banyak kok, 20 vote aja bisa kan? Yuk bisa yuk!

FOLLOW ME ON INSTAGRAM : @asyiahmuzakir
& WATTPAD : nurasyiaaaaahh

ATTENTION! SEBAIK-BAIK BACAAN HANYALAH AL-QUR'AN! MARI TETAP MENGUTAMAKAN MEMBACA AL-QUR'AN.

🌷🤍🌷

Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad

_____

"Pop corn?" tawar Eliza pada keponakannya, Aliya. Anak si Lilis pastinya. Mereka sedang berada di tengah-tengah kota Istanbul, dan sedang mencari street food. Perjalanan bisnis kali ini Eliza terpaksa mengajak keponakannya karena Lilis sedang ngidam anak kedua dan tak bisa mengawasi Aliya selama dua puluh empat jam, suami Lilis juga sedang di luar kota. Sebagai tante yang baik hati jadilah Eliza ajak keponakannya itu, lagi pula schedule Adnan di Turki tak terlalu banyak, hanya menghadiri acara amal.

"Aliya mau popcorn?" Eliza mengulangi kalimatnya karena sang keponakan terlalu fokus menatap kedai es krim yang penuh atraksi.

Dengan cemberut Aliya menolak, "No, aunty, Al maunya es krim!"

"Gimana kalau cotton candy? Kedengarannya enak kan?" tawar Adnan ikut berdiskusi dengan kolega kecil yang Eliza bawa kali ini. Ia membantu Eliza mengalihkan perhatian Aliya yang sedang tertuju ke es krim.

Bukan apa-apa, melainkan karena cuaca di Turki siang itu cukup dingin karena sedang musim gugur mendekati musim dingin. Eliza khawatir keponakannya pulang-pulang ke Indonesia langsung demam kalau makan es krim. Tapi yang namanya anak kecil, keinginannya ya harus dituruti, kalau tidak pasti ngamuk.

"Aunty, om, Aliya mau es krim! Ayo kita beli es krim itu! Ayooo!" rengek Aliya tak sabaran sembari terus menyaksikan atraksi yang dipamerkan tukang es krim di kedainya yang lumayan ramai.

"Hadeh, begini nih repotnya bawa bocil," keluh Eliza yang hanya bisa di dengar oleh Adnan. Mengerti keadaan Eliza Adnan pun langsung mengambil tindakan, ia beralih menggendong Aliya dan membawanya ke arah penjual cotton candy yang berwarna-warni dan memiliki bentuk yang unik-unik.

"Wow! Cutie! Busanya lucu ya, om?" celetuk Aliya yang membuat Adnan tertawa.

"Iya sayang, tapi itu bukan busa, itu permen, rasanya manis, lebih enak dari pada es krim lho, Aliya mau?"

"Hmm, really lebih enak dari es krim?"

"Iya sayang, aunty juga dulu suka banget sama cotton candy," yang menjawab bukan Adnan melainkan Eliza yang langsung menyusul di belakang Adnan begitu pria itu pergi membawa keponakannya tadi.

"Ya udah aku mau satu yang itu." Aliya menunjuk cotton candy berbentuk kepala Teddy bear berwarna pink yang lucu.

"How much?" tanya Adnan bertepatan pada saat penjualnya menyerahkan apa yang diminta Aliya.

"It's cheap, only 2$ sir."

"Oke, wait a minute." Adnan mencoba meraih dompetnya di kantong belakang celana jeans yang ia kenakan tapi ia lupa kalau ia memakaikan kancing.

"Za, bisa ambilkan dompet di belakang saya?" pintanya pada Eliza yang terlihat sedikit keberatan namun dilakukannya juga dari pada membayar dengan uangnya sendiri. Kalau ada yang traktir kenapa harus keluar uang sendiri, ya 'kan? Wkwk. Bercanda ges.

Eliza membuka kancing kantongnya dan mengeluarkan dompet Adnan lalu menyerahkannya ke sang pemilik. "Makasih, Za."

"Kebalik pak, saya yang makasih."

RESIGN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang