4. Kelebihan Si Bos

3.1K 173 18
                                    

Assalamualaikum....
Author SOK SIBUK balik lagi!
Sebelum baca yuk vote dulu. Jangan lupa di komentari juga ya, teman-teman.

___

FOLLOW ME ON INSTAGRAM : @asyiahmuzakir
& WATTPAD : nurasyiaaaaahh

ATTENTION! SEBAIK-BAIK BACAAN HANYALAH AL-QUR'AN! MARI TETAP MENGUTAMAKAN MEMBACA AL-QUR'AN.

❤️

WARNING‼️DILARANG KERAS MEMBACA DIWAKTU SHOLAT!

Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad wa'ala ali sayyidina Muhammad.

°

"Kemuliaan adalah dengan akal dan adab, bukan dengan asal-usul dan keturunan."

📝
_____

Afwan, saya nagih VOTE dulu nih. Wkwk.😂

Udah?

Kalau udah selamat membaca.🤍

Saat mentari mulai naik sedikit demi sedikit menjadi semakin terik, Adnan turun dari mobilnya tanpa ditemani oleh Surya, sang bodyguard, ia memarkirkan mobilnya di depan kantor dan menyerahkan kuncinya kepada security kepercayaannya. Namun bukannya naik ke lantai 25 tempat di mana ruang kerjanya berada, ia malah menuju pos security dan mengobrol dengan salah satu security yang sedang bertugas di sana, Pak Imran namanya.

Adnan sampai mengabaikan panggilan dari Eliza yang menunggunya dengan khawatir di atas sana. Padahal Eliza ingin memberitahu Bos-nya itu hal penting yang berkaitan dengan klien perusahaan.

"Dia belum datang ya? Tumben banget, biasanya pagi-pagi udah ada di kantor. Mana kalau ditelpon susah banget lagi! Mentang-mentang dia CEO di perusahaan ini." Eliza tak henti-hentinya menggerutu sambil terus mendial nomor Adnan.

"Apa dia lupa kalau jam sepuluh nanti dia ada meeting sama klien penting dari Singapura?"

"Mesti disamperin nih," putus Eliza sembari mengantongi ponselnya dan mengambil kunci mobil di atas meja kerjanya. Ia akan mendatangi sendiri apartemen Adnan untuk mengingatkan Bos-nya yang selalu merepotkan itu.

"Awas aja kalau disamperin nggak ada! Aku bakal minta dinaikin gaji!" gerutu Eliza yang tidak singkron dengan nyalinya.

"Emang lo berani?" ejek dirinya sendiri.

"Berani kok!" sangkal Eliza yang membuat orang-orang disekitarnya yang juga sedang naik lift menatapnya heran.

"Kenapa Mbak?" tanya Jihan, seorang packaging designer yang Eliza kenal dekat.

"Nggak papa, duluan ya, Han," jawabnya sambil nyengir kuda begitu menyadari tatapan-tatapan heran itu, Eliza jadi malu sendiri.

Setelah lift terbuka di lantai dasar, sembari meminta maaf Eliza mendahului orang-orang untuk menyalip keluar dari lift dan bergegas mencari keberadaan Bos-nya.

Belum sempat Eliza mengambil mobilnya, dari kejauhan ia melihat tubuh jangkung Adnan di Pos security. Meskipun Adnan berdiri membelakanginya, Eliza dapat langsung mengenali karena ia sangat hafal dengan postur tubuh Bos tampannya itu.

RESIGN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang