Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa’ala ali sayyidina Muhammad.
___
Jauh-jauh ke Sumatra
Hanya untuk mencari mengkudu
Sebelum lanjut membaca
Budayakan VOTE terlebih dahulu.Happy reading my lovely readers!
_"Sebelumnya maaf banget nih, Pak. Bisa beliin saya pembalut?"
"Hah? Pembalut yang itu?"
"Iya, ini mendesak Pak. Saya nggak bisa keluar dari kamar hotel dengan keadaan kotor seperti sekarang."
"Aduh Za, tapi saya nggak pernah beli benda itu, mana saya ngerti, pernah lihat juga cuma sekilas. Lagian kenapa kamu nggak sekalian beli waktu belanja keperluan kemarin?"
"Ya abisnya saya nggak bisa memprediksi kapan saya datang bulan, Pak. Saya itu tipikal yang suka telat, jadi saya nggak prepare...."
"Kalau Pak Adnan emang keberatan, saya minta bantuan Surya aja deh."
"Jangan Za, saya aja. Kamu kirimin aja foto contohnya kayak gimana lewat chat, oke?"
"Oke ... makasih ya pak,"
"Sama-sama,"
"Maaf ngerepotin," Eliza mengakhiri panggilan itu dengan tak enak hati.
Untung saja Adnan tak masalah dimintai tolong olehnya. Kalau tidak lantas bagaimana? Bingung Eliza, ingin memanggil staff hotel pun ia harus keluar dari kamar mandi, kan? Sedangkan keadaannya sedang kotor. Perempuan pasti tahulah seberapa deras menstruasi di hari pertama.
Dengan sabar Eliza menunggu di dalam kamar mandi sambil membersihkan dirinya. Setelah lima belas menit berlalu, seseorang mengetuk pintu kamar hotel, mengucapkan salam dan permisi sebelum masuk ke dalam menggunakan kartu akses cadangan.
Eliza tersenyum dan bernafas lega, terdengar dari suaranya Eliza bisa menerka kalau sepertinya itu pegawai wanita hotel yang membawakan pembalut titipan Adnan untuknya. Akhirnya ia bisa keluar juga dari kamar mandi yang luasnya setara dengan kamar tidurnya yang ada di Indonesia.
"Miss Eliza, i'm sorry, are you here?"
"Yes, can you help me?"
"Off course. I brought softex for you from your husband," jawab perempuan di balik pintu yang membuat Eliza mengerutkan keningnya.
Your husband? Haha, pegawai itu pasti salah sangka, pikir Eliza geli. Oke, tidak penting. Ia harus segera menyelesaikan urusannya dan keluar sebelum terlambat menyambangi rumah nenek Adnan.
Eliza membuka sedikit pintu kamar mandi, mengintip keluar lewat celah pintu seraya mengeluarkan satu tangannya untuk menerima sebungkus softex yang di sodorkan pegawai wanita hotel kepadanya.
"Thank you, Ma'am," ucap Eliza tersenyum sembari melihat ke arah pegawai wanita hotel yang berumur kisaran 45 tahun-an.
"You're welcome, Miss. Then excuse me, if you need anything else, please contact the hotel manager." Lalu pegawai wanita itu pun undur diri, hengkang dari kamar Eliza setelah permisi. Dan Eliza pun segera merampungkan urusan pribadinya di kamar mandi lalu keluar dan memakai sedikit loose powder serta lipbalm agar mukanya tidak terlihat pucat.
*****
"Pak, saya kok deg-degan ya? Nenek Pak Adnan itu orangnya kayak gimana sih?" tanya Eliza di tengah perjalanan menuju kediaman Nenek Adnan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESIGN [On Going]
RomanceKetika Eliza mulai mempertimbangkan untuk resign dari Alfarez Group. Bosnya yang anoying, Adnan Alfareza, datang mengajaknya menikah dengan menawarkan mahar 20% saham dan jaminan 30% saham jika mereka sampai bercerai. Lalu apakah Eliza setuju? "Eliz...