34. Adnan, Help Me

679 34 0
                                    

FOLLOW ME ON INSTAGRAM : @asyiahmuzakir
& WATTPAD : nurasyiaaaaahh

ATTENTION! SEBAIK-BAIK BACAAN HANYALAH AL-QUR'AN! MARI TETAP MENGUTAMAKAN MEMBACA AL-QUR'AN.

Jangan lupa baca surah Al-Kahfi dulu ya, teman-teman.

Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi.

🍃🍃🍃


Gazwan tercenung menyaksikan Karen yang sedang menangis tersedu-sedu sambil menengadahkan tangannya ke atas. Di atas sajadah usang gadis itu meluapkan segala perasaannya, mengadukan permasalahan hidupnya hanya kepada Allah Robbul 'izzati.

Bosan mengamati gerak-gerik istrinya, Gazwan menjatuhkan kantong berisi minuman yang dibawanya di samping ranjang.

Ia rebahkan tubuh kekarnya di atas kasur yang empuk. Aroma sabun Karen yang tertinggal di kasur membuat matanya terpejam nyaman.

"Kau membawa makanan?" tanya Karen tanpa basa-basi sambil mencopot mukena dan melipatnya. Rambut hitamnya yang lurus ia biarkan tergerai begitu saja.

"Tentu saja. Bukan cuma makanan, aku juga membawa beberapa kaleng susu."

"Terimakasih, kamu sudah sholat?" Karen selalu berusaha mengingatkan sang suami yang jarang sholat.

Gazwan menyeringai sambil menatap Karen yang berjalan ke arahnya. "Jika aku tak sholat pun, kau tak akan menanggung dosaku."

"Aku hanya mengingatkan, bagaimana pun statusku masih istrimu, istri mana yang tega melihat suaminya terjerumus dosa," jawab Karen dengan tampang cuek tapi sebenarnya ia amat peduli.

Wanita berbulu mata lentik itu berjongkok mengambil apa yang di bawa suaminya. Ternyata di dalam kantong itu ada dua pack isi 24 roti rasa pistachio yang Karen sangat suka. Selain itu ada 12 kaleng susu, meskipun hanya itu Karen tetap bersyukur, setidaknya seminggu ke depan ia tidak kelaparan.

"Karen, aku rasa aku sudah pernah mengingatkanmu untuk tidak memulung sisa-sisa makanan di restoran mana pun."

"Aku udah bilang aku terpaksa melakukannya, aku bisa mati kalau cuma menunggu kamu ke sini membawakan makanan."

"Jangan cari-cari alasan, aku datang setiap akhir pekan, aku juga membawa banyak makanan. Kau pikir aku tidak tahu kau sedang mencari celah untuk bertemu mantan kekasihmu itu?"

Karen menatap Gazwan dengan sinis, tapi dibalas gelak tawa oleh suaminya yang sakit jiwa itu. Bagi Gazwan, ekspresi sinis Karen adalah candunya, apalagi suara tangis dan teriakan prustasi wanita itu, bagaikan nikotin yang memacu adrenalin-nya. Dia memang sakit jiwa!

"Aku tidak main-main Karen, jika kamu tidak berhenti mencari mantanmu, aku tidak segan menyuruh orang ku untuk mengusik laki-laki itu."

"Tidak perlu melakukan itu, aku tidak mencarinya, jika aku bertemu dengannya, itu murni kebetulan."

"Kebetulan yang disengaja maksudmu?" tanya Gazwan mengajak ribut.

"Aku lelah, Gazwan. Bisakah kita melewati malam ini dengan damai?"

"Pffft, alasanmu sangat klise, lelah lelah dan lelah. Karen, Karen, aku rasa kamu hanya takut perselingkuhan mu terbongkar."

Karen mengabaikan ucapan sang suami yang bermulut setajam silet itu, setelah menaruh bawaan Gazwan di bar kitchen, dia ikut merebahkan diri di sebelah pria yang selalu mengamati gerak-geriknya itu dengan tatapan mengintimidasi.

RESIGN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang