Yuk bisa yuk vote dulu sebelum baca!
FOLLOW ME ON INSTAGRAM : @asyiahmuzakir
& WATTPAD : nurasyiaaaaahhATTENTION! SEBAIK-BAIK BACAAN HANYALAH AL-QUR'AN! MARI TETAP MENGUTAMAKAN MEMBACA AL-QUR'AN.
____
Percaya nggak percaya jantung Adnan saat ini seperti ingin loncat keluar dari dadanya. Suara merdu itu adalah suara yang sudah lama sekali tidak ia dengar. Ia menolehkan kepalanya menghadap ke sumber suara yang memanggil namanya, seorang gadis cantik berambut sebahu tersenyum kepadanya. Adnan berasa tengah bernostalgia saat itu juga."Hai, masih kenal aku nggak nih?"
Adnan terbengong dalam beberapa detik sebelum menjawab pertanyaan basa-basi itu. "Masih... Rosiana, kan?"
Gadis itu tersenyum lebar sambil mengangguk, lalu tanpa permisi ia duduk di kursi sebelah Adnan. Sok akrab sekali ya? Mentang-mentang putus dari Adnan secara baik-baik.
Reaksi Eliza hanya mematung sambil mengamati gadis blasteran Arab-Indonesia-Jerman di depannya seakan-akan gadis itu bidadari yang baru turun dari langit.
Berbeda dengan reaksi Surya yang malah terheran-heran melihat Rosiana sekarang ada di tempat yang sama dengannya karena dari tadi pria itu selalu memantau Stargram story-nya doi. "Kok udah nyampe sini? Perasaan di Stargram story masih di pesawat," celetuknya yang langsung ditanggapi oleh Rosiana.
"Aku memang suka telat update story. Sorry ya, kesannya jadi kaya ngebohongin." Wajah cantik itu terlihat merasa bersalah.
Surya langsung menggerakkan tangannya pertanda ia tidak masalah dengan persoalan telat update story atau apapun itu. "Nggak papa, namanya juga medsos, pasti ada bedanya sama dunia nyata."
"Iya, eh, kamu gimana kabarnya, Nan?" Rosiana kembali memfokuskan perhatiannya kepada Adnan yang asyik diam dengan muka datar.
Melihat Adnan tak kunjung menjawab pertanyaan Rosiana, Eliza yang geram pun menginjak kaki Adnan sehingga pria itu terkejut dan meringis ngilu sambil melotot tajam ke arahnya.
"IZA!" teriaknya marah. "Makanya kalau ditanya itu jawab, jangan diem aja kayak kanebo kering!" geram Eliza.
"Baik! Kabar gue baik," jawabnya ketus. "Alhamdulillah," susulnya tanpa menatap Rosiana.
Dengan senyuman getir, Rosiana bertepuk tangan. "Wah, bagus dong!"
Kemudian tatapan Rosiana berpindah titik ke Eliza, wanita itu menatap Eliza dengan tatapan seolah sedang menilai, disusul dengan tatapan yang mengisyaratkan kecemburuan. Dari matanya Eliza langsung menyadari kalau wanita itu cemburu kepadanya bahkan di pertemuan pertama mereka. Padahal dirinya tak punya hubungan spesial dengan Adnan. Hanya sebatas Bos dan Sekretaris yang saling merepotkan satu sama lain.
"Kalian akrab banget ya, apa jangan-jangan kalian berdua pacaran?"
"Astaghfirullah," ucap Adnan dan Eliza dengan kompak. Mereka refleks saling berpandangan, hanya lima detik sebelum mereka menolehkan muka ke arah lain karena merasa geli sendiri.
"Nggak! Saya sama Pak Adnan nggak punya hubungan apa-apa kok, lagi pula mana mungkin Pak Adnan mau sama saya yang...."
"Apaan sih, Za? Buat apa kamu jelasin ke dia? Dia juga bukan siapa-siapa saya lagi," tegur Adnan memotong penuturan Eliza.
"Iya bener kata Adnan," kata Rosiana dengan wajah tertunduk, tertebak sekali kalau wanita itu sedang berusaha menyembunyikan raut sedihnya.
Surya yang semula hanya menyaksikan kini turun tangan karena tak tega melihat setetes air bening jatuh dari mata Rosiana pujaan hatinya. Surya menyerahkan sapu tangannya kepada Rosiana lewat kolong meja tanpa sepengetahuan Adnan dan Eliza.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESIGN [On Going]
RomanceKetika Eliza mulai mempertimbangkan untuk resign dari Alfarez Group. Bosnya yang anoying, Adnan Alfareza, datang mengajaknya menikah dengan menawarkan mahar 20% saham dan jaminan 30% saham jika mereka sampai bercerai. Lalu apakah Eliza setuju? "Eliz...