15. Kok Rancu?

2K 114 8
                                    

Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad.

Don't forget to vote, komen & share.
Follow nurasyiaaaaahh.
Instagram : @asyiahmuzakir.

Selamat Membaca!

Jehan masuk ke ruang kerja Adnan tanpa mengetuk pintu ataupun mengucap salam. Tanpa segan, pemuda berlesung pipi itu seenaknya menduduki kursi yang sudah seperti singgasana bagi Adnan.

Tak lama setelahnya pintu kamar kecil yang ada di ruangan itu terbuka dan Adnan yang habis buang air kecil, muncul dari sana. Melihat singgasana kesayangannya di duduki Jehan yang menurutnya lebih mirip seperti rival dibandingkan sepupu, ia pun merasa jengkel.

"Udah masuk tanpa izin, sekarang duduk di kursi kebanggaan gua lagi!" kecam Adnan.

"Pindah nggak lo!" ancamnya serius.

Jehan malah membalasnya dengan cengengesan, "Eh, kalau dilihat-lihat, Sekretaris lo itu manis juga ya, boleh nggak buat gue? Gue suka yang manis-manis soalnya," jawab Jehan yang tiba-tiba membahas Eliza yang tadi sempat menyambutnya dengan ramah tamah.

Mendengar nama Eliza disebut, Adnan langsung mendekat dan memiting leher Jehan, membuat sepupunya itu berteriak heboh.

"Kalau lo berani deketin dia, gua pisahin leher ini dari badan lo!" ancam Adnan terdengar tak main-main. Jelas ia tak suka jika ada laki-laki lain yang mengincar gadisnya. Adnan ingin menegaskan kalau hanya ia yang boleh mendekati Eliza, hanya ia yang boleh memiliki gadis itu!

"Ekhem, suara ribut kalian kedengaran sampai depan tau," lerai Surya yang tiba-tiba muncul bersama Eliza di sampingnya yang menenteng nampan berisi kopi untuk Jehan.

"Iza, ngapain kamu bawa-bawa kopi? Saya kan nggak minta kopi," ujar Adnan keheranan lengannya otomatis membebaskan leher Jehan dari jeratan maut.

Jehan langsung merasa lega dan segera merapikan kerah kemejanya sambil menghirup oksigen sebanyak yang ia bisa. Matanya kini tertuju ke arah Eliza yang berdiri dengan gerogi.

"Hai manis, pasti kopi itu buat aku, kan?" Jehan mulai beraksi, mencari perhatian Eliza yang masih mematung di depan pintu.

"I-iya, Mas, ini taruh di mana ya?" tanya Eliza terintimidasi karena ia menyadari tatapan tajam Adnan yang ditujukan kepadanya.

"Sini aja, mau langsung aku minum, habis dicekik sama Adnan, jadi haus," jawab Jehan sambil memamerkan senyuman lebar dan lesung pipinya yang kelewat manis.

RESIGN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang