Menceritakan seorang pemuda nakal yang tak kenal namanya aturan, Dikarnakan hidupnya yang tidak di dampingi orang tua dan dimana hidup nya hancur berkeping-keping saat orang tuanya memutuskan untuk bercerai tanpa memikirkan resiko apa yang berdampak...
"huaaa hiks h-hiks mau Daddy huaaa" Sudah hampir satu jam lebih Faresta menangis, Faresta terus menanyakan Rajendra hari ini dan berakhir menangis seperti ini.
"Iyaa sayang sini sama Rora yaa" Ucap Rora sambil merentangkan kedua tangan nya ke arah Faresta yang menangis di lantai.
"Gamauuu hiks Gamauu sama Rora huwaaa hiks Daddy" Ucap Faresta dan sedikit mundur dari Rora.
"MAU DADDY, RORA! Hiks Huwaaa gamauu gamauu" Ucap Faresta dan tangan nya tak berhenti mendorong Rora yang mencoba menggendongnya.
"Kenapa berteriak seperti itu Faresta?" Itu Rori, ia baru saja pulang dari kantor, tadi ada urusan sedikit membuat nya harus pergi.
Faresta diam karna takut namun air mata nya tetap terus mengalir.
"Kenapa menangis?" Ucap Rori sambil membuka jas Kerja nya lalu sedikit menggulung lengan kemeja nya dan melonggarkan dasinya.
Bibir Faresta melengkung kebawah, pipi bahkan hidungnya sudah memerah karna terlalu lama menangis.
Rori menatap Rora seolah olah bertanya seperti mengatakan 'kenapa?' dan Rora yang mengerti pun menjawab 'ingin Daddy ' tanpa menggunakan suara.
"Sini sama Rori yaa" Ucap Rori dan segera menarik Faresta kedalam gendongannya.
"Mau Daddy hiks hiks" Isak Faresta menenggelamkan kepala nya di dada Bidang Rori