Menceritakan seorang pemuda nakal yang tak kenal namanya aturan, Dikarnakan hidupnya yang tidak di dampingi orang tua dan dimana hidup nya hancur berkeping-keping saat orang tuanya memutuskan untuk bercerai tanpa memikirkan resiko apa yang berdampak...
"maksudnya?" Ucap Faresta, sedangkan Rejava hanya diam tapi matanya terus menatap Alfin.
"Bukan gue" Ucap Rejava sambil mengalihkan perhatiannya ke arah Faresta.
"Tapi jaket lo sama kayak yang dipake pembunuh itu" Ucap Kevan.
"Udah si van lo asal fitnah aja, lagian tuh jaket kan banyak yang jual kali" Ucap Faresta.
"Far nanti pas istirahat temuin gue di taman belakang ya" Ucap Alfin tiba tiba dan hanya di balas anggukan oleh Faresta.
Akhirnya jam pembelajaran pun di mulai, Faresta hanya diam dan memperhatikan pelajaran saja namun berbeda dengan seseorang yang bergerak gelisah.
Tak lama bel istirahat pun sudah berbunyi para siswa dan siswi dengan cepat pergi kekantin untuk mengisi perut mereka yang sudah minta diisi.
Namun berbeda dengan Rejava ia memilih langsung pergi ke taman belakang yang ada di sekolah nya.
Dan disana ia melihat Alfin yang sedang duduk di salah satu kursi yang ada di sana, sepertinya Faresta belum datang sama sekali.
"Alfin" Ucap Rejava sambil berjalan mendekati Alfin.
"Mau apa lo" Ucap Alfin sambil menatap tajam Rejava.
"Alfin lo gaboleh ngelakuin itu"
"Kenapa tidak?" Ucap Alfin sambil mengeluarkan pisau lipat yang ada di sakunya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"ALFIN LO HARUS SADAR" Rejava langsung menggenggam pisau lipat itu untuk mengambilnya dari Alfin, tak peduli dengan telapak tangannya yang sudah terluka dan begitu banyak Darah.
"Gue bakal tetap pada pendirian gue, Sekalipun kau penghalang nya" ucap Alfin lalu melepaskan pisau lipat itu.
"ALFIN" Rejava menujuk Alfin menggunakan pisau.
"APA YANG LO LAKUIN" Itu Faresta, ia langsung mendekat dan mendorong Rejava.
"Lo mau ngebunuh Alfin ha?"
Bughh
Satu pukulan mendarat di pipi Rejava membuat mulutnya mengeluarkan darah segar sebab pukulan Faresta tak main main.
Faresta menarik kerah seragam yang di pakai Rejava lalu kembali memberi pukulan di wajah Rejava.
"Kalau benci sama Alfin Ga gini caranya anjing" Ucap Faresta terus memukuli Rejava yang sudah terkulai lemas.
"Bener kata Kevan lo itu pembunuh"
"Awas aja kalau lo berani deket deket sama Alfin" Faresta langsung menarik Alfin dan meninggalkan Rejava yang masih terduduk.
Padahal bukan begitu niatnya, ia hanya tak sengaja mengacungkan pisau itu kehadapan Alfin sehingga terlihat seperti ia akan menusukan pisau itu.
Rejava hanya tersenyum sendu, ia bangkit dan berjalan menuju parkiran untuk pulang, urusan Tas ia bisa meminta siapa saja untuk membawakan tasnya.