"Arghhhh kembalikan anakku!!"
Prankkk!
Brakkk!
Kacau sangat kacau, keadaan mansion saat ini sangat buruk tak ada lagi setitik pencerahan di mansion.
Pecahan kaca ada di mana mana, Rajendra telah membanting semuanya hingga pecah.
Bagaimana bisa,Ini sudah 4 hari setelah hilanganya putra kesayangannya, namun sama sekali tak ada jejak yang ditemukan.
"Tidak! Tidak lagi hiks aku mohon hiks" Rajendra menangis di balik pintu kamarnya dengan memeluk dua bingkai Foto yang berisi Foto Relviana dan Faresta yang sedang mamancarkan senyuman nya.
Rajendra bangkit lalu menghapus air mata nya dan kembali meletakan kedua bingkai Foto itu.
"Daddy janji hal itu tak akan terjadi lagi" Rajendra mengelus wajah Faresta dan Relviana dengan cara bergantian.
Rajendra keluar dari kamar nya dan segera menuju ruang bawah tanah dimana ia sudah mendapatkan tersangkanya.
......
"Siapa sebenarnya dirimu" Ucap Faresta dengan luka yang diseluruh tubuhnya, hidup dan mulutnya sudah penuh dengan darah yang mengering.
"Kau benar benar ingin tau?" Ucap laki laki bertopeng yang ada di hadapan Faresta.
Bughh!!
" Uhukk uhukk akhhh" Faresta meringis saat mendapat tendangan di perutnya.
Laki laki itu dengan perlahan membuka topengnya dan menunjukkan wajah nya.
"...."
.....
Rajendra masuk kedalam ruangan yang memang ia siapkan untuk menyiksa atau untuk menenangkan pikiran.
Disana sudah ada 1 wanita dan 1 laki laki yang sudah terikat di kursi dengan penutup mata yang menutupi matanya.
"Saya tidak mau berbasa basi, cepat beritahu di mana anak ku" Ucap Rajendra dengan datar jujur saja ai tengah berusaha mengontrol emosinya agar tak kelepasan membunuh nya.
"R-rajendra itu kau?" Ucap Wanita itu.
"Jangan mengulur waktu sialan!"
"Rajendra aku sangat merindukanmu" Mata Rajendra menajam ia berjalan mendekati wanita itu dan mencekiknya.
"KATAKAN DIMANA ANAKKU LARAS!!" Yap dia Laras yang menyandang sebagai istri dari Tuan Rajendra namun sayangnya ia sudah tidak memiliki posisi itu lagi.
"Aku tidak melakukannya! Percaya padaku" Laras berteriak dan berusaha melepaskan cekikan Rajendra yang membuat ia susah menghirup udara.
"Daddy dia akan mati, lepaskan" Ucap Rora dan menarik Rajendra sedikit menjauh dari Laras.
Saat cekikan itu terlepas Laras dengan cepat menghirup udara agar menormalkan kembali pernapasan nya.
"Omong kosong, kau yang melakukan nya" Ucap Rajendra dengan lantang.
"Iya aku memang berencana ingin menculiknya namun bukan aku yang menculiknya, aku bersumpah!" Ucap Laras dengan air mata yang menetes di balik kain yang menutup matanya.
"Bohong!, siapa lagi jika bukan dirimu"
"Mama berkata jujur, sebenarnya..." Ucap remaja laki laki yang juga diikat disebelah Laras, Dia Alfin.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARESTA [END]
RandomMenceritakan seorang pemuda nakal yang tak kenal namanya aturan, Dikarnakan hidupnya yang tidak di dampingi orang tua dan dimana hidup nya hancur berkeping-keping saat orang tuanya memutuskan untuk bercerai tanpa memikirkan resiko apa yang berdampak...