"Hiks huaaa...mau hiks Daddy" Faresta menangis keras di gendongan Rora.
Tadi Faresta terbangun dan langsung mencari Rajendra namun yang ia temukan hanya Rora dan Rori saja.
Hal itu membuatnya menangis dan membuat Rora dan Rori terbangun, dengan cepat Rora mengangkat Faresta kedalam gendongannya.
Ini masih jam 2 pagi maka dari itu Rora berusaha menenangkan Faresta agar tertidur kembali.
"Sstt udah yaa Baby, Daddy pulang nya besok okey" Rora menghapus air mata yang mengalir di pipi tembam Faresta yang sudah memerah.
"Mau daddy hiks..." Bibirnya melengkung kebawah dengan air mata yang terus mengalir.
"Diamlah Faresta" Ucap Rori.
Faresta semakin mengencangkan tangis nya karena takut akan tatapan tajam Rori.
Rori berdiri dan menarik kasar Faresta dari gendongan Rora membuat Faresta memberontak dan semakin menangis.
"Hiks gamauu...mau sama Rora hiks huaaa" Faresta berusaha menggapai Rora.
Rori membawa Faresta ke balkon yang ada di kamar, Faresta masih menangis tapi tak sekeras tadi ia sekarang sedang menikmati angin malam yang menerpa kulit nya.
Rori mengelus punggung Faresta dan mengayunkan tubuh nya kekanan dan kekiri seperti menimang bayi.
Sudah tidak terdengar lagi suara isakan dari Faresta digantikan dengan dengkuran kecil dari Faresta yang mencari kehangatan di tubuh Rori.
Rori membawa Faresta masuk kedalam kamar lalu menutup kembali pintu Balkon dengan perlahan agar Faresta tidak terbangun.
"Apa sudah tidur?" Tanya Rora dan di balas anggukan kecil dari Rori
Rori berniat menurunkan Faresta ke atas kasur agar punggungnya tidak sakit tapi Faresta malah memeluk erat leher Rori agar tidak di turunkan.
Akhirnya Rori tidur bersandar pada ranjang dengan Faresta di pangkuannya, sebelum itu Rori menyumpal mulut Faresta dengan Pacifier agar tak terbangun lagi.
Sepertinya pagi nanti Faresta akan sakit karena ia terlalu rewel tadi, jadi harus kuat lahir dan batin buat pagi nanti:)
......
Pagi sudah tiba tapi belum ada tanda tanda Rora dan Rori maupun Faresta yang terbangun.
Faresta mesih nyaman di pelukan Rori anak itu sampai ngiler di dada Rori.
"Enghh sakit" Faresta sedikit bergumam dengan mata yang masih terpejam.
Rori terbangun dan bangkit dari kasur Ia ingin meletakkan Faresta di atas kasur karna Punggung Faresta akan sakit jika tidur seperti ini.
"Hiks ndaa mauu, mau hiks gendong" Bibir nya melengkung kebawah tapi tertutupi oleh Pacifier nya, Tangan nya merentang menunggu Rori yang akan menggendongnya.
Rori mengecek suhu badan Faresta menggunakan punggung tangan nya, dan benar saja Faresta demam.
"Sebentar yaa Baby" Rori meninggalkan Faresta dan berjalan kedapur untuk membuat susu dan bubur untuk Faresta.
Sedangkan Faresta tengah menangis di atas kasur, Rora yang masih tertidur pun terbangun.
Rora rasanya ingin pingsan saja, pagi nya begitu cerah hari ini ia mendapatkan asupan yang sangat enak di pandang.

KAMU SEDANG MEMBACA
FARESTA [END]
RandomMenceritakan seorang pemuda nakal yang tak kenal namanya aturan, Dikarnakan hidupnya yang tidak di dampingi orang tua dan dimana hidup nya hancur berkeping-keping saat orang tuanya memutuskan untuk bercerai tanpa memikirkan resiko apa yang berdampak...