Malam ini Faresta masih bergelung pada selimut nya padahal ia tidur dari tadi siang dan sama sekali belum bangun bahkan Rajendra belum membangunkan Faresta karna ia tak tega membangunkan bocah nakal ini.
Tapi sekarang ia harus membangunkan Faresta untuk makan malam,bisa sakit nanti Baby buntal nya ini jika tidak makan.
Ceklekk...
Rajendra masuk kedalam kamar Faresta dan melihat Faresta yang masih tertidur dengan tangan yang mengepal di kedua sisi kepala nya dan jangan lupakan pacifier yang masih melekat di bibir nya.
"Baby" Panggil Rajendra namun sama sekali tak membangunkan Baby buntal ini.
"Baby bangun sayang" Rajendra mencubit pipi gembul Faresta membuat Faresta sedikit menggeliat.
"Ughhh nanti" Faresta merubah posisi tidurnya menjadi membelakangi Rajendra.
Sepertinya Faresta masih belum sadar jika sekarang ia sedang berada di mansion Rajendra.
Tanpa aba aba Rajendra langsung menggendong Faresta ala Koala, Faresta yang terkejut pun langsung mengalungkan tangan nya pada leher Rajendra.
Rajendra membawa Faresta untuk mencuci muka agar Faresta terlihat segar nanti.
"Gamauuu dinginn~" Tanpa sadar Faresta merengek kepada Rajendra dengan mulut yang masih mengenyot Pacifier nya.
"Sebentar saja Baby, Tidak akan terasa dingin" Ucap Rajendra
"Gamauuu gamauuu" Faresta memberontak di gendongan Rajendra sembari mendorong tangan Rajendra yang akan mengusapkan Ari itu ke wajah Faresta.
"Baiklah jika tidak mau" Rajendra berjalan membawa Faresta ke ruang makan untuk makan malam.
Sedangkan Faresta sudah tertidur kembali di gendongan Rajendra. Jadi selain nakal Faresta juga suka tidur:)
Rajendra mengambilkan makanan untuk Faresta yang sekarang sudah berada di pangkuan nya.
"Buka mulutnya Baby" Faresta membuka mulutnya Rajendra mengambil pacifier yang ada di mulut Faresta dan langsung memasukkan makanan kedalam mulut Faresta.
Faresta mengunyah sambil memejamkan mata nya sebab ia sangat lelah, biarkan saja untuk hari ini INGATT HARI INI SAJAA!! Faresta akan menurut pada orang tua sialan ini.
Setelah selesai makan Faresta berniat berdiri dari pangkuan Rajendra namun di tahan oleh tangan kekar Rajendra dan membuat Faresta terduduk kembali.
"Paan sih lo minggir" Faresta menatap Rajendra tajam.
Faresta mengeluarkan aura permusuhan padahal tadi saja dia menurut bahkan merengek kepada Rajendra.
"Berhentilah berkata kasar Baby" Ucap Rajendra sembari menatap mata Faresta yang sedang menatapnya dengan tajam.
"Ehh lo orang sinting, lo ga liat apa badan gue udah segede gini yakali di panggil Babi" Ucap Faresta.
"Baby sayang bukan Babi" Rajendra mengusap kepala Faresta dan membuat Faresta terdiam.
Sudah lama ia tidak merasakannya, terakhir kali ia merasakannya saat orang tua nya masih belum memutuskan untuk berpisah dan meninggalkan nya dalam keadaan yang masih kecil.
Mata Faresta berkaca kaca saat mengingat momen dimana ia bersama ayah dan ibunya jujur saja ia sangat rindu dengan kedua orang tuanya namun rasa rindu itu selalu ditutupi dengan rasa kecewa nya.
Ia kecewa pada orang tua nya yang sama sekali tidak berpikir 2 kali untuk memikirkan apakah bercerai adalah jalan keluar nya?.
Jika memang benar itu yang terbaik, lalu bagaimana dengan dirinya? Dirinya harus di pukul keras untuk dewasa saat belum tepat pada waktunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARESTA [END]
RandomMenceritakan seorang pemuda nakal yang tak kenal namanya aturan, Dikarnakan hidupnya yang tidak di dampingi orang tua dan dimana hidup nya hancur berkeping-keping saat orang tuanya memutuskan untuk bercerai tanpa memikirkan resiko apa yang berdampak...