"Ughhh" Rejava terbangun dari tidurnya, ia langsung terduduk saat ingat apa yang sudah terjadi sebelumnya.
"Kau sudah bangun" Rejava mengalihkan perhatiannya kearah asal suara.
Matanya bertemu dengan mata sayu milik Faresta, Faresta benar benar menemaninya. Padahal bisa saja Faresta kabur saat ia tertidur.
"Kenapa kau masih disini?" Ucap Rejava membuat Faresta memandangnya bingung.
"Memangnya aku harus kemana?"
"Kau bisa saja kabur saat aku tertidur" Ucap Rejava dan Faresta hanya tertawa kecil.
"Walaupun aku kabur itu tak ada gunanya, kau membangun mansion di tengah tengah hutan walaupun aku berhasil kabur aku akan mati di makan hewan buas jika berkeliaran disana" Ada benarnya juga yang dikatakan Faresta.
Rejava baru ingat ia membangun Mansion ini di tengah tengah hutan agar tak ada yang mengetahuinya.
"Rejava boleh aku bertanya?" Ucap Faresta.
"Apa"
"Apa benar kau anak dari Tuan Rajendra dan Nyonya Laras?" Rejava menatap sendu Faresta.
"Hmm itu benar"
"Selama ini kau hidup sendiri?" Tanya Faresta lagi.
"Aku tinggal bersama Mommy Laras namun aku seperti tak ada hubungan dengan nya, ia sudah memiliki anak yang baru"
"Apakah Alfin?"
"Heumm" Sebenarnya Faresta hanya menebak saja dan ternyata benar.
"Sebaiknya kau menjauh dari ku, aku tak ingin menyakiti mu" Ucap Rejava dengan mata yang berkaca kaca.
Sekarang Faresta tau bahwa seorang Rejava pemuda dingin yang selalu cuek dan tak perduli akan apapun adalah Pemuda yang sangat rapuh.
"Hiks aku tak mau kehilangan mu untuk kedua kalinya" Faresta langsung memeluk erat Rejava.
"Jangan berbicara seperti itu, kita adalah teman" Ucap Faresta dengan tangan yang terus mengusap punggung Rejava.
Rejava hanya tertekan akan keadaannya, Rajendra juga memperlakukan ia dengan salah! Sangat salah!
Dimana umur nya yang masih terbilang sangat kecil untuk menanggung beban seberat itu.
Mental nya sudah di hancurkan sejak kecil sampai tak ada lagi senyuman yang terbit dibibirnya. Sungguh malang.
"Terimakasih, aku sangat menyayangi mu hiks maafkan aku sudah melukaimu"
"Baiklah apa kau tak lapar? Jahat sekali dirimu ini kau menculikku tapi kau tak memberikan ku makan sama sekali" Ucap Faresta setelah pelukan mereka terlepas.
"Ayo kita makan, aku yang akan memasak" Rejava dengan semangat menarik Faresta menuju dapur.
"Tunggu, apa kau tak membiarkan aku mandi terlebih dahulu" Rejava berhenti lalu berbalik menghadap Faresta.
Benar sekali sebaiknya Faresta mandi terlebih dahulu, tubuhnya sangat kotor dengan darah yang memenuhi pakainya.
"Emm mandilah terlebih dahulu dan kau boleh memakai pakaian ku dulu" Ucap Rejava.
"Baiklah dimana kamar mandinya"
"Ada di pintu berwarna hitam, itu kamar ku dan didalam nya ada kamar mandi" Faresta yang mengerti pun langsung saja mendekati pintu kamar yang berwarna hitam itu lalu masuk kedalam.
Kamar ini hampir sama seperti kamar Rora dan Rori begitu mencintai warna hitam namun terlihat dapat menenangkan pikiran.
Lukisan lukisan yang terpajang di dinding kamar nya begitu memancarkan keputus asaan, gambaran gambaran yang menunjukkan bahwa ia sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
FARESTA [END]
CasualeMenceritakan seorang pemuda nakal yang tak kenal namanya aturan, Dikarnakan hidupnya yang tidak di dampingi orang tua dan dimana hidup nya hancur berkeping-keping saat orang tuanya memutuskan untuk bercerai tanpa memikirkan resiko apa yang berdampak...