Jenderal paling ngga suka sama sider ya!!
***
Mata Jenderal mengerjap menyamakan pancaran cahaya yang terpantul, terkena matanya. Ia yakin ruangan ini adalah UKS, ruangan yang sudah ia kunjungi dua kali dalam sepekan ini.
"Bisa ngga sih, ngga bikin repot sekali aja?"
Suara ketus dapat Jenderal dengar dengan hearing aid-nya, laki-laki yang baru bangun dari pingsan itu mengulum senyuman.
Jenderal menoleh ke samping kanan mendapati sosok Narana dengan tampang ketus nya.
"Kalo Narana ngga mau nolongin sebenernya ngga masalah, Jenderal kan ngga minta." Jenderal bertumpu dengan satu tangannya, ingin bangkit dan duduk.
"Ck, gue masih punya hati nurani oke?" Gadis itu salah tingkah sekejap, sebelum berubah kembali dengan wajah sok dingin dan tak peduli itu.
"Lo juga, lari baru tiga putaran udah pingsan aja. Emang cemen nya Jenderal itu kelewatan banget." Narana mendengus pelan, manik matanya bergerak kesegala arah menunjukkan bahwa gadis itu sedang gelisah.
"Canggung ya? Jen kangen banget sama kamu Nara." Jenderal terkekeh kecil, ia paham betul gelagat Narana. Gadis yang tinggi nya hanya sebatas bahu Jenderal itu selalu mudah di tebak.
Sudah beberapa hari dua sejoli itu sama sekali tak berinteraksi, karena faktor pindahnya tempat duduk Narana salah satu nya.
"Narana sekarang ngomong nya pake lo-gue lagi ya? Kenapa?" Tak bisa Jenderal pungkiri ia sangat merindukan sosok gadis yang kini bersamanya.
"Suka suka gue, diri diri gue." Narana memajukan bibir bawahnya sebentar, dan lagi lagi kembali menjadi gadis sok dingin. Jaim? Narana tidak pernah bisa jaga images soal betapa menggemaskan dirinya itu.
"Kangen sama Jenderal ngga?" Ucapan blak blakan khas Jenderal ditambah eyes smile yang juga menggemaskan dimata Narana membuat wajah gadis itu memerah seketika.
"Dih, buat apaan coba kangen sama cowok kaya lo?" Narana berdehem salah tingkah, Jenderal selalu bisa membuatnya pertahanan nya, benteng benteng yang sudah ia atur dengan rapi hancur seketika.
Bagai es ditengah musim panas.
"Tapi Jenderal kangen Narana." Jenderal menatap lamat manik coklat milik gadis itu, gadis yang pertama kali berbicara dengannya lewat bahasa isyarat.
Ruangan UKS itu lenggang, manik dua sejoli itu saling bertatapan sejenak. Lalu helaan nafas Narana membuat Jenderal berinisiatif memutus eyes kontak itu.
Dari mata yang saling beradu itu seakan membuat batin mereka saling tersambung.
Jenderal yang masih merasakan kekecewaan dari Narana, dan Narana yang diselimuti rasa rindu Jenderal.
"Risih ya? Maaf." Jenderal ikut menghela nafas, merasa aura aura dalam diri Narana masih sama seperti hari hari kemarin.
"Lagi mapel apa sekarang? Ngga ikut belajar?" Laki-laki itu mengalihkan pembicaraan, berharap suasana ruangan ini tak canggung.
Suasana hati Narana berubah dengan cepat, entah apa yang sudah Jenderal lakukan dan katakan sampai membuat mood nya turun seketika.
"Lo beneran pacaran sama Mayang Jenderal?" Namun Narana sendiri juga yang memperburuk suasana hatinya.
Kenapa juga Narana harus beratnya hal aneh yang pasti akan membuat mood nya semakin turun. "Ngga lah, rumor angin doang." Jenderal menggeleng, Narana masih percaya soal rumor yang sudah lalu itu.
"Rumor nya udah lalu, ngapain dipikirin?"
"Lalu kata lo?" Mata Narana mendelik.
"Rumor itu ngga pernah lalu buat gue selama belum ada kebenaran, Jenderal."

KAMU SEDANG MEMBACA
Jenderal
Teen Fiction{ Angst-Hurt } { Lokal-Teen } { Jeno Lee from NCT } Hanya sepotong kisah sang pemilik senyuman terbaik; Jenderal. ❝𝙹𝚎𝚗𝚍𝚎𝚛𝚊𝚕 𝚒𝚝𝚞 𝚒𝚗𝚝𝚒 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚕𝚞𝚔𝚊, 𝚜𝚎𝚍𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚙𝚞𝚣𝚣𝚕𝚎 𝚈𝚊�...