Prolog

1.5K 135 27
                                    

Jenderal itu kecil jika dibandingkan seluruh luka yang ia rasakan, laki-laki tunarungu si pemilik senyuman terbaik.

"Jenderal cengeng deh, nangis mulu.."

Laki-laki menangis lagi.

"Jenderal cuma pengen denger tanpa alat bantu.."

"Jenderal cuma pengen tau rasanya punya sosok ayah.."

"Jenderal cuma pengen bahagia kayak yang lain.."

Laki-laki itu berharap lagi.

"Jadi Jenderal itu saudara kamu?"

"Kok bisa?!!"

Namun sebelum harapan laki-laki itu dikabulkan oleh sang pemilik alam semesta potongan puzzle lebih dulu menghantam hatinya.

"Jangan deketin Jenderal lagi!"

Laki-laki yang sudah sakit fisiknya menjadi lebih parah, kini mentalnya ikut rusak, terganggu.

"Ngga mau! Pergi!"

"Narana itu hujan, sedangkan Jenderal sendiri itu bunga."

Bahkan kisah cinta tak berakhir sesuai harapan.

"Jenderal udah cape, ngga mau ngerasain lagi.."

Seluruh harapan laki-laki itu dihancurkan oleh luka, semakin lama laki-laki itu semakin lelah untuk merasakan rasa sakit lebih banyak lagi.

"Jenderal mau kepelukan tuhan aja.."

Harapan laki-laki itu kini sederhana, hanya satu, menutup mata dan tak lagi menghembuskan nafas.

=====

udah keseribu kali kayak nya aku gonta ganti prolog, pada akhirnya nemu yang ini, yang menurut aku paling masuk dan bikin penasaran sama cerita dan kelanjutannya.

banyak bagian puzzle cerita ini yang hilang, membuat teka teki didalam nya.

Happy reading!

JenderalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang