Tap tap bintang nya
**
Just flashback, tapi tolong jangan di lewati. Aku takut ntar kalian pada ngga paham sama alur nya
**
Sore ini hujan lagi. Seperti sore sore yang lalu. Tidak deras, hanya gerimis biasa namun siapa pun diluar sana yang tak memakai payung atau baju hangat sekali pun akan tetap meruntuki titik titik indah ini.
Pengendara mobil berlalu lalang dengan santai, berbeda dengan pengendara motor yang langsung menepi, mencari posisi terbaik agar tubuhnya terlindungi, ada juga pengendara yang memilih mengenakan jas hujan dan melanjutkan perjalanan kembali.
Sore dengan cuaca dingin seperti ini memang waktu terbaik untuk berbaring diatas kasur dengan selimut tebal atau menonton televisi ditemani coklat panas.
Hujan yang terkadang orang cela kehadirannya karena mengandung kesedihan, dan kepedihan seperti di film film. Atau mungkin rintik nya yang membuat segalanya basah.
Mungkin itu alasan yang membuat orang orang diluar sana sangat membenci rintik indah itu.
Semua orang orang berteduh, mencari tempat hangat, para orang tua sibuk melindungi anaknya agar tak basah dan masuk angin.
Hampir semua orang menghindari hadirnya rintik itu, namun dibelahan kota ini ada seorang bocah laki-laki yang memilih melakukan hal berbeda dari mereka semua.
Bocah lelaki yang kini sibuk sendiri bermain dengan bola plastik nya, menendang sendiri, dan mengejar bola itu sendiri.
Lantas berteriak gool! sendiri pula.
Mungkin bocah itu tak sadar, mungkin juga memang tak tahu jika tuhan tengah menurunkan berkahnya. Yang terkadang membuat orang jatuh sakit.
Baju set berwarna biru khas pemain bola dengan nama belakang Messi itu tertampang jelas. Baju biru yang kini basah dan lepek karena rintikan indah itu.
Nama lengkap nya Jenderal dan kita bisa memanggil nya juga Jenderal pula, bocah yang baru memasuki usia tujuh tahun yang tadi pagi sempat mengeluhkan soal susahnya pengurang itu.
"Jenderal! Segara masuk atau kau akan masuk angin!" Itu bukan suara ibunya, melainkan penjaga panti yang sudah Jenderal anggap ibunya.
"Sebentar lagi! Jen kan baru sedikit mencetak gol-nya!" Bocah itu merengut tak suka, tetap melanjutkan permainan bola sendirinya itu.
Panti asuhan? Itu tempat Jenderal tinggal, bersama banyaknya teman juga penjaga panti yang baik hati.
Sejak kapan? Sejak bocah itu berumur satu tahun, salah satu penjaga panti ini menemukan Jenderal yang basah kuyup sendirian ditengah hujan dengan tubuh yang gemetaran menahan hawa dingin.
"Jenderal! Sudah berapa kali bunda bilang kalau kau tak boleh bermain bola saat hujan?!"
Entah orang tuanya yang memang sengaja meninggalkan nya disini, atau mungkin kerabat dari orang tuanya yang sudah tiada—bahkan Jenderal sendiri tak mengingat percis kejadian itu.
Tidak ada orang tua yang tega membuang titipan tuhan kan?
Pengurus panti hanya menemukan selembar kertas dengan tinta luntur dalam saku baju sang bocah—Jenderal, 23 April 2004.
![](https://img.wattpad.com/cover/297273433-288-k525232.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenderal
Novela Juvenil{ Angst-Hurt } { Lokal-Teen } { Jeno Lee from NCT } Hanya sepotong kisah sang pemilik senyuman terbaik; Jenderal. ❝𝙹𝚎𝚗𝚍𝚎𝚛𝚊𝚕 𝚒𝚝𝚞 𝚒𝚗𝚝𝚒 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚕𝚞𝚔𝚊, 𝚜𝚎𝚍𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚙𝚞𝚣𝚣𝚕𝚎 𝚈𝚊�...