cafe langganan

316 61 32
                                        

Masih ada bagian flashback :))


Jenderal dan tubuh yang bongsor tak berarti orang orang takut padanya, malah membuat bocah  kecil itu menjadi bahan ejekan si gendut Riu.

Tiang listrik? Ternyata bukan hanya itu julukan yang dimiliki Jenderal, namun monster juga menjadi julukan nya.

"Riuma, sakit!" Pertumbuhan Jenderal yang terlalu cepat membuat orang orang di sekitarnya menyebut nya dengan panggilan monster.

Tubuh Jenderal sekarang sudah terlihat setinggi laki-laki kelas lima. Ia besar dan bahkan akan terlihat gagah saat besar nanti.

Namun satu masalah membuat Jenderal tak pernah tak mau melawan balik semua makian juga beberapa pukulan dari Riu.

"Jangan pernah buat masalah sama Riuma, ya, Jenderal?"

"Kamu anak baik, masih mau sekolah kan?" Ia ingat sekali perkataan Bunda Ana agar tak pernah membuat masalah dengan si pemilik sekolah.

Pernah sekali Jenderal membalas perlakukan Riu, sampai membuat satu belah pipi tembam nya merah.

"Kemarin siapa yang berani mukul pipi aku hah?!" Tubuh Riu sama sama besar, hanya saja Riu itu pendek dan gempal—pertumbuhan bocah itu bukan keatas melainkan ke samping.

"Aku udah minta maaf." Jenderal menghela nafas lirih, beberapa detik waktu berharga sebelum Riu benar benar akan menghancurkan tubuhnya.

Mereka baru kelas empat namun para bocah meranjak remaja itu sudah melakukan perundungan.

Jenderal pikir ia tak akan diperlakukan seburuk ini, namun Riu mungkin benar benar menghabiskan nya sekarang, di belakang sekolah ini.

Jenderal ingin menolak mentah mentah ajakan Riu dan dua temannya untuk pulang bersama, namun ia tak ingin dikeluarkan dari sekolah.

"Asal kamu tau, rasa sakitnya masih ada sampe sekarang!" Riu dan perlakuan pada sudah benar benar kelewatan, bahkan Jenderal sudah tak kuat lagi untuk bangkit beridiri.

Satu lawan tiga juga tak ada gunanya. Jenderal mendesah, wajahnya mungkin sudah lebam dimana mana, namun entah kapan Riu selesai dengan dendam nya.

"Kamu harus dapet yang lebih sakit lagi, Jenderal!" Kaki Riu terangkat, membuat ancang ancang ingin menginjak perut Jenderal.

"Si tukang cepu sekarang udah main tawuran juga?" Namun suara mengejek terdengar, membuat Riu berhenti, menoleh ke belankang mencari sumber suara.

"Si gempal sok berkuasa banget, mentang mentang bokap nya yang punya sekolah hah?" Remaja itu berjalan mendekat, menatap sengit Riu dan dua temannya.

"Gempal? Maksudnya apa hah?!" Remaja dengan wajah yang terlihat songong itu berdiri berhadapan langsung dengan Riu.

"Pendek dan gendut, dasar sumo!"

"Berani sama aku?!" Riu sudah ingin memberi satu bogeman mentah untuk laki-laki asing tersebut, namun gerakannya kalah cepat.

Laki-laki berseragam sama seperti Jenderal itu, mengunci pergerakan Riu, lalu memukul telak pipi tembam nya.

"Dasar sumo, badan aja gede, nyali sekecil semut."

"Pergi sana!" Laki-laki itu mendengus kasar, melihat wajah pias Riu juga tiga temannya.

JenderalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang