Ambyar

474 99 10
                                    

"Lu lagi di sini rupanya. Gua kira lu gak jadi datang." Sahut Rafael menyusul Satria ke rooftop.

"Gua lagi butuh waktu buat nenangin diri."

Rafael kemudian berjalan menghampiri Satria yang sementara terlihat melamun, ikut duduk di samping pemuda itu.

"Lu sebenarnya kenapa sih? Kalau lu ada masalah lu kan bisa cerita sama gua, siapa tau gua bisa nolongin lu."

"Memang nya lu yakin bisa nolongin gua."

"Iya, lu tinggal bilang aja apa yang harus gua lakuin buat nolongin lu."

Satria tersenyum tipis melihat antusias Rafael yang bersemangat ingin membantunya.

"Makasih, tapi gua bisa selesai masalah ini sendiri kok."

Bukan nya Satria tidak yakin dengan bantuan Rafael, hanya saja Satria tidak ingin jika harus melibatkan sahabat nya itu kedalam urusan pribadi nya dia. Lagi pula Satria hanya perlu waktu untuk nemuin solusi yang tepat agar dia bisa keluar dari masalah pertunangan itu tanpa campur tangan orang lain.

Tringggggggggg..

Tringggggggggg..

Di pagi hari Satria terlihat sudah berada di rumah, suara alarm handphone miliknya yang terus berbunyi dari tadi sampai ikut membuat seisi rumah terganggu. Ayunda yang mendengar keributan di bawah pun bergegas turun dan menemukan Satria yang masih tertidur pulas di sofa.

"Hmmm! Satria bangun ini sudah pagi." Panggil nya sembari menggoyang-goyangkan tubuh Satria.

"HM! Lima menit lagi"

"Buruan bangun nanti kamu telat ke sekolah loh."

Setiap hari Ayunda harus dengan sabar dan telaten menghadapi kelakuan putra nya itu. Kebiasaan nya yang sulit bangun pagi tidak pernah berubah sejak kecil bahkan sampai dia setua ini.

"Bangun nak, ayo bangun."

Ayunda menarik kedua tangan Satria, membantu dia untuk segera bangun dari sofa lalu memaksanya kembali ke kamar agar Satria secepatnya mandi dan bersiap-siap ke sekolah.

Beberapa menit kemudian dengan balutan seragam lengkap dan rapi, Satria segera turun ke bawah niatnya sih ingin sarapan, Namun kehadiran Aldi di sana membuatnya mengurungkan niat dan lebih memilih segera berangkat ke sekolah.

"Satria kamu tidak sarapan dulu sayang."

"Engga bund, Satria mau sarapan di sekolah bareng teman-teman." Jawab nya. Setelah mengikat tali sepatu dia mulai berjalan menuju pintu.

Baru saja Satria akan melangkah keluar dari rumah, Aviva tiba-tiba muncul dan  sudah berada di depan pintu, Entah nih cewek mau ngapain di rumah Satria sepagi itu tapi sudah pasti kedatangan dia ke sana membuat Satria tidak senang.

"Mau ngapain lu ke rumah gua."

"Bunda yang minta Aviva buat datang ke sini." Sahut Ayunda sembari menghampiri mereka berdua.

Aviva yang tidak tau alasan dia di minta buat ke rumah itu pun hanya bisa diam, mana tatapan Satria yang terlihat mengintimidasi semakin ngebuat Aviva jadi gak nyaman, rasa nya dia pengen segera pergi dari hadapan cowok itu sekarang.

"Buat apa bunda manggil dia kesini."

"Tadi pagi-pagi sekali Bu Riska nelpon bunda, katanya dia harus keluar kota hari ini makanya dia minta tolong sama kamu, kalau boleh kamunya untuk sementara waktu berangkat nya bareng sama Avivan ke sekolah. Aviva kamu tidak keberatan kan di anterin sama Satria."

"Ee..!"

Aviva bingung mau menjawab apa. Sementara Satria sudah pasti keberatan jika harus barengan sama Aviva ke sekolah. Apa yang akan di katakan anak-anak nanti nya.

SATRIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang