Pertunangan

229 44 14
                                    

Chapter nya di perpanjang biar author nya bisa sempat selesaiin cerita nya sesuai jadwal.

Kalau boleh tau kalian lebih suka yang mana nib, cerita dengan isi chapter 40-50an atau cerita yang isi chapternya sampai 50-100an lebih?

Di jawab ya, jangan lupa juga buat komen sebanyak-banyaknya... ;)
.
.
.
.
.

Aviva menyisir rambut nya yang panjang dengan perlahan sembari menatapi diri di depan cermin yang ada di depan dia, lalu tidak lupa juga mengoleskan beberapa riasan wajah untuk mempercantik penampilan dia agar terlihat lebih cantik.

Di atas meja riasnya, cincin pemberian Al yang sempat di lepas sama dia kemudian Aviva kenakan kembali sebagai sentuhan akhir untuk menunjang penampilan dia sebelum akan pergi buat jalan bareng sama Al.

Tidak berapa lama setelah Aviva berdandan, Al juga sudah tiba di rumah Aviva dengan berpenampilan rapi.

"Gua sudah sampai di depan rumah lu nih." Tulis nya dalam pesan singkat.

Dering pesan handphone milik Aviva berbunyi, setelah membaca isi pesan Al dia nya bergegas keluar untuk menyusul Al di depan rumah.

"Lu kelihatan cantik banget hari ini." Puji Al, lantas membuat Aviva tersipu malu.

Al lantas turun dari atas motor, mengambil satu buah helm dan membantu memasangkan helm itu ke Aviva.

"Sudah siap, yuk berangkat."

Setelah nya mereka berdua segera pergi meninggalkan rumah Aviva untuk melakukan kencan pertama mereka itu.

"Jadi sekarang kita mau kemana?"

"Ke suatu tempat, karena ini kejutan buat lu jadi gua gak bisa bilang sekarang."

Masih main rahasia-rahasiaan, Al tampak nya bakalan ngasih kejutan lagi untuk Aviva. Namun Aviva tidak menuntut suatu yang luar biasa dari Al, cukup bersama Al seperti sekarang sudah menjadi hal yang paling membahagiakan buat Aviva.

 Namun Aviva tidak menuntut suatu yang luar biasa dari Al, cukup bersama Al seperti sekarang sudah menjadi hal yang paling membahagiakan buat Aviva

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aviva segera menopang dagunya di atas pundak pemuda itu seraya memeluk Al dari belakang.

"Gua gak buat lu grogi kan." Ucap Aviva.

"Buat apa gua harus grogi, mungkin itu elu kali."

"Engga kok, bukti nya gua bisa senyaman ini sama elu."

Al menarik satu tangan dia dari stang motor, menggenggam tangan Aviva yang melingkar sempurna di pinggang dia.

"Setelah kita lulus selepas itu lu bakalan lanjut ke mana." Tanya Al.

"Mm, kalau lu sendiri?"

"Kalau gua sih pengen nya bisa bareng-bareng lu terus. Jadi kemana pun lu pergi gua bakalan selalu di samping elu."

SATRIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang