"Assalamu'alaikum." Ucap Al setibah nya di rumah bersama Aviva yang ikut nganterin dia pulang.
"Waalaikumsalam. Kamu sudah pulang nak."
Segera mereka berdua menyalami tangan Ayunda. Wanita itu kemudian menatap Al dengan wajah yang terlihat lesu, mendekat seraya mulai menanyakan keadaan putra nya itu.
"Al, kamu kenapa sayang, kamu sakit?"
"Al gak apa-apa kok bund." Ucap nya menyakinkan Ayunda untuk tidak terlalu menghawatirkan dia.
"Kalau begitu Al ke kamar dulu."
"Mau gua temenin."
"Gak usah Va, gua juga mau langsung tidur soal nya gua lagi cape banget."
Al melenggang pergi kemudian segera ke kamar. Sementara Aviva cuma bisa diam menatap Al dari lantai bawah dengan tampak cemas.
.
.
.
"Menurut lu tindakan gua tadi agak berlebihan gak." Tanya Rafael ke Aurel sambil berjalan bersama sepulang dari sekolah."Sedikit! Lagian tindakan Al juga gak bisa di benarkan, iya kan. Cuma gua gak habis pikir sama Aviva kok dia masih saja mau nge-belain Al."
"Namanya juga cinta, kadang bisa buat orang buta akal dan pikiran, terkadang apa yang dinilai salah di mata orang lain justru dinilai baik sama dia."
"Sama kaya Aviva yang nganggap perbuatan Al adalah sesuatu yang benar menurut dia."
"Begitu deh. Emm? Aurel."
"Iya."
"Tadi bukan nya lu mau ngomong sesuatu sama gua." Ujar Rafael lantas mengingat kan Aurel yang sempat lupa sama hal itu.
"Jadi lu mau ngomong apa nih sama gua?"
"Mmmm."
Aurel tampak mulai grogi. Lagian ngapain juga sih Rafael malah pake ngingetin dia lagi di saat dia nya sudah gak ada keberanian buat ngomong.
"Eh! Udah sampai di rumah gua nih." Ujar nya tanpa sadar mereka berdua sudah tiba di kompleks perumahan milik orang tua Aurel.
Sekalian ini bisa jadi kesempatan buat Aurel untuk kabur soalnya dia tiba-tiba belum siap buat ngomong jujur ke Rafael.
"Gua cabut dulu yah."
"Ee... Lu mau kemana." Rafael sigap menarik kerah seragam aurel yang berniat kabur dari belakang.
"Kasi tau gua dulu lu nya mau ngomong apa barusan."
"Besok. Besok gua janji bakalan ngasih tau elu."
Masih mencoba untuk kabur, lagi-lagi Rafael segera menarik Aurel kembali ke hadapan dia.
"Pokoknya lu bilang sekarang gak ada besok-besok!"
"Tapi sekarang gua belum siap."
"Gua gak mau tau, lu sudah buat gua penasaran jadi lu harus kasih tau gua sekarang juga atau gua gak bakalan biarin lu pergi dari sini." Dengan masih memegang kerah seragam cewek itu, Rafael terus nungguin sampai Aurel nya mau ngomong.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATRIA (END)
Teen Fiction⚠️ Sebelum nya bantu follow buat ngikutin cerita selanjutnya Kebanyakan orang-orang di luar sana berfikiran kalau gw tuh aneh. Tapi kenyataannya emang iya! Terkadang gua sendiri saja masih bingung, sebenarnya gua ini siapa? Terdengar aneh, tapi ya i...