Ritual malam pertama

341 43 3
                                    

Satria yang bangun lebih awal lantas kemudian memandangi Aviva yang saat itu tanpa sadar malah tertidur di bahu dia.

Satria terlihat berulang kali ingin membangunkan Aviva namun dia masih tidak tega buat ngebangunin Aviva yang sedang tertidur pulas.

"Aviva." Ujar Satria sambil menyentuh pundak Aviva dengan pelan.

"Mm."

Aviva terbangun lantas yang membuat dia kaget saat dia mendapati dirinya berada di atas bahu Satria sambil memeluk setengah tubuh cowok itu.

"Maaf karena sudah gangguin lu."

"Engga apa-apa kok. Lu bangun sudah dari tadi."

"Belum lama sih."

Sesaat mereka terdiam di atas tempat tidur masing-masing dan terlihat tampak grogi.

"Mm. Jadi lu yang mau mandi duluan apa gua dulu nih."

"Lu duluan aja deh, gua mau nyiapin sarapan pagi buat lu dulu."

Satria tersenyum dalam hati karena sekarang dia sudah ada yang ngurusin.

"Lu mau sarapan apa."

"Apa saja yang penting itu bikini lu." Ucapnya.

Aviva bergegas turun dari atas tempat tidur, mencuci muka lalu segera menyiapkan sarapan untuk Satria.

Kamar mereka itu sudah di sediain khusus lengkap sama kolam dan dapur pribadi, jadi mereka tidak harus nungguin sampai pelayan hotel datang buat nganterin sarapan buat mereka. Jika emang perlu mereka tinggal menekan bel khusus buat manggil pelayan datang ke kamar mereka.

Setelah selesai mandi Satria keluar sambil mengeringkan rambut dengan handuk. Sementara di meja sudah tersedia roti sandwich dan teh hangat buatan Aviva.

"Yuk sarapan dulu."

"Kelihatan nya enak nih." Ujar Satria sembari mulai duduk di sofa.

"Lu mau kemana."

"Mandi."

"Lu gak mau ikut sarapan dulu sama gua."

"Nanti, lu makan aja dulu."

Satria lebih awal mencicipi teh panas buat Aviva, dan dengan segaja nungguin Aviva selesai mandi biar bisa sarapan bareng sama dia.

Ceklek

"Kok sandwich nya belum di makan sih."

"Gua nungguin lu."

"Nungguin gua buat nyuapin lu."

"Boleh juga tuh."

"Hm."

Dengan pakaian lengkap dan rapi. Aviva dan Satria mulai keluar meninggalkan kamar kemudian segera turun ke lantai dasar.

"Sat, kita pulang nya pakai apa."

"Tenang, gua ada bawa motor kok. Lu tunggu di sini yah."

Berselang beberapa saat Satria tiba dengan motor kesayangan dia dan setelah Aviva naik, Satria segera tancap gas meninggalkan hotel.

"Sekarang kita mau kemana nih."

"Ya ke rumah lu lah, terus kemana lagi."

"Lu gak mau balik ke rumah lu dulu buat berpamitan ke orang tua lu."

"Itu sih kalau lu gak keberatan nganterin gua ke sana."

"Buat apa juga gua harus keberatan."

"Eh, Gua minta maaf soal yang semalem yah."

SATRIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang