Hilangnya Satria dan Aviva

234 59 19
                                    

"Pak, mana tim SAR nya, ini tuh udah berjam-jam tapi kok mereka belum datang sih, mana Satria dan juga Aviva belum ada kabar lagi sampai sekarang." Protes Rafael.

"Kalian sabar saja dulu sebentar lagi mereka pasti bakalan sampai."

Mereka semua mulai terlihat jenuh menunggu bantuan yang di janjikan pak Andin, yang nyatanya hingga hari mulai berganti senja bantuan itu masih belum datang hingga sekarang. Terutama teman-teman Satria dan Aviva yang mulai khawatir mikirkan keselamatan mereka berdua.

"Kita gak boleh diam terus begini kita harus bantu nyariin mereka, lu liat kan sebentar lagi juga bakalan hujan." Sambung Ryan.

"Saya peringatkan kalian sekali lagi, tidak ada yang boleh pergi dari sini, paham. Kalau sampai kalian ikut tersesat di sana bagaimana."

Rafael terlihat mulai kesal. Lagian sampai kapan mereka tetap berdiam diri sementara Satria dan Aviva masih ada diluar sana sedang membutuhkan bantuan mereka.

"Gua bakalan pergi nyariin mereka. Siapa yang mau ikut gua." Sahut Rafael, masa bodoh sama ucapan pak Andin barusan.

"Rafael kamu jangan jadi profokator di sini."

"Kalau bapa tidak bisa turun tangan buat nyariin mereka, biar kami saja yang pergi."

"Gua ikut."

"Gua juga ikut." Sahut Rival, Ryan dan juga teman-teman Satria yang lain.

"Gua juga mau ikut."

"Engga, Lu tetap di sini."

"Tapi gua..?"

"Aurel percaya sama gua, gua pasti bakalan bawa mereka pulang." Ucap Rafael sambil memegangi pundak Aurel.

Aurel mengangguk pelan. Dan mempercayakan mereka semua yang pergi untuk mencari keberadaan Satria dan juga Aviva.
.
.
.
"Aviva...." Teriak Satria berharap Aviva bisa mendengar teriakkan dia saat itu.

Satria sudah berjalan cukup jauh menyelusuri hutan sejak tadi, kendati dia tidak peduli sama keselamatan dia sendiri.

Namun sejak itu juga dia masih belum menemukan keberadaan Aviva, bahkan saat dia mencoba menghubungi Aviva lewat Wolkitolki yang ia bawa, Aviva masih belum memberikan respon apapun ke dia.

"Gua harus kemana sekarang."

Sementara Aviva saat ini tampak putus asa. Meringkuk di bawa pohon besar, dengan memeluk kedua lututnya sambil menangis sesenggukan selagi berharap ada yang datang menemukan dia secepatnya.

"Huhh. Aviva lu di mana sekarang."

Lelah sudah pasti di rasakan Satria saat itu, tapi dia tidak berhenti mencari sampai dia benar-benar bisa menemukan keberadaan gadis itu

"Aviva!!"

"Hah, Satria."

Sekilas Aviva mulai mendengar suara teriakan Satria dari kejauhan.

"Aviva, lu dimana.."

"Satria." Aviva segera menjawab teriakan Satria dan mulai berlari mencari keberadaan Satria saat itu.

"Satria.."

"Itu suara aviva." Satria dengan cepat lantas berlari kearah suara yang terdengar samar-samar di depan sana.

"Huh, Satria." Aviva tampak kelelahan akibat berlari, dia berhenti mencoba mencari asal suara itu kembali, namun suara Satria tidak terdengar lagi sama dia.

"Satriaa, gua di sini Sas?" Aviva langsung terduduk lemas, mulai menangis sejadi-jadinya di tempat itu.

Mungkin dia gak bakalan bisa keluar dari hutan ini, dan akan tinggal selama nya di sana. Pikir nya.

SATRIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang