Ghost rider

353 70 0
                                    

part ini mengaduk bahasa kasar⚠️
Maaf juga bila ada kesalahan dalam penulisan...🙏

Seharian ini Rafael hanya terlihat begong di dalam kelas, ketidak hadiran Satria membuat dia jelas tidak bersemangat. Dia hanya bisa menghabiskan waktu kosong sambil duduk melamun dengan sebungkus cemilan ringan yang sudah ia beli.
sementara Aurel yang baru kembali setelah dari kantin, hendak menuju meja dia yang berada tepat di belakang Rafael tampa sengaja malah menyenggol bungkus makanan yang berada di atas meja pemuda itu hingga tumpah ke lantai.

Terkejut, Aurel langsung mematung dengan mulut menganga, sedangkan Rafael hanya memandangi bungkus makanan yang sudah tergeletak di bawah kaki nya itu.

"Sorry, gua beneran gak sengaja."

"Gua gak butuh minta maaf lu."

Aurel semakin tegang dengan respon Rafael yang dingin.

"Gua gantiin kok gua Jan...."

"Gak perlu." Jawab Rafael menyela pembicaraan Aurel.

Terus nih cowok mau nya apa, Aurel sudah siap buat ganti rugi tapi dia nya malah gak mau, di lain sisi dia malah terus-terusan menatap Aurel dengan tatapan mengintimidasi seperti itu.

"Jadi gua harus bagaimana dong."

"Lu sahabat nya Aviva kan."

Aurel lantas keheranan kenapa Rafael tiba-tiba malah bertanya soal Aviva.

"Iya?"

"Kalau begitu gua mau minta tolong sama lu."

"Lu mau minta tolong apa?"

"Gua cuma pengen lu minta Aviva buat datang ke rumah Satria sepulang sekolah nanti buat jengukin dia, kalau bisa sekalian lu temani Aviva ke sana."

"Tapi kalau Aviva nya gak mau bagaimana."

"Dia pasti mau, makan nya gua minta lu sekalian ikut agar Aviva gak malu buat datang ke rumah Satria sendirian. Soalnya sejak kemarin Satria terus nanyain dia, mungkin setelah ketemu sama Aviva, Satria bisa cepat sembuh."

Rafael memang sahabat yang pengertian banget, tau saja apa yang harus dia lakuin buat nge-bahagiain sahabat nya dia.

"Ok deh! nanti gua usahain. Tapi, lu yakin gak mau gua buat gantiin makanan lu dulu."

"Engga perlu, lagian gua sudah kenyang."

"Ok deh."

Dirinya tampak tidak berani menatap langsung ke arah Rafael yang pada saat itu juga masih menatapnya dengan serius,
namun sebenarnya malahan Rafael yang justru dibuat heran dengan gelagat Aurel yang selalu menundukkan wajah saat berhadapan dengan dia.

"Gak pegel tuh kepala nunduk melulu kaya gitu, atau mungkin muka gua yang bikin lu takut."

"Engga kok." Jawab Aurel serentak membuat kedua matanya ikut melebar.

"Gua gak pernah berpikiran seperti itu kok ke elu." Sambung nya.

"Mm, Ok. Tapi lu gak usah melototi gua ke gitu."

"Sorry."

Mereka mungkin teman sekelas selama hampir tiga 3 tahun. Namun tenyata Aurel belum pernah sekalipun bicara atau pun berinteraksi secara langsung sama Rafael selama ini.

Bukan nya Aurel gak mau, hanya saja karena sikap Rafael yang terbilang sangat pendiam dan selalu menutup diri dari orang lain, membuat teman-teman sekelas Rafael merasa sungkan buat negur dia.

Maka nya gak heran, kalau Aurel juga kelihatan grogi saat pertama kali bisa se-akrab itu sama Rafael.
.
.
.

Maka nya gak heran, kalau Aurel juga kelihatan grogi saat pertama kali bisa se-akrab itu sama Rafael

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SATRIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang