Demam

438 79 0
                                    

"Jadi dia Satria yang elu maksud." Sahut Morgan yang baru saja tiba, lalu menghampiri Aviva dan Satria.

Morgan tenyata masih ingat sewaktu Aviva mengira dia itu Satria sewaktu pertama kali mereka bertemu.

Aviva mengangguk mengiyakan, sambil dengan fokus mengompres dahi Satria yang masih terbaring pingsan memakai kain yang sudah ia rendam ke dalam air hangat.

"Gua pikir lu sudah kenal sama Satria." Tanya Aviva balik ke cowok yang sedang berdiri di sebrang tempat tidur.

"Sebenarnya gua juga belum lama pindah kesini sih, kurang lebih baru dua bulanan, jadi gua juga belum terlalu kenal siapa itu Satria, cuma gua sudah sering dengerin berita dia dari anak-anak lain." Jelas Morgan.

"Emm!"

Selesai mengompres Satria, Aviva kemudian menyelimuti tubuh pemuda itu dengan selimut. Aviva terlihat sangat telaten mengurusi dia dengan sangat sabar.
B

ahkan Morgan ikut terkesan dengan sikap perhatian Aviva ke Satria yang ia kira pacarnya Aviva.


"Satria beruntung banget bisa punya pacar sebaik elu." Puji Morgan.

Aviva lantas mendongakkan wajahnya menatap ke arah Morgan.

"Siapa bilang dia pacar gua."

"Oh, jadi Satria bukan cowok lu. Pada hal yang gua liat lu sama Satria kelihatan serasi banget."

"Engga kok, gua sama Satria itu cuma teman sekelas doang, gua juga baru kenal dia baru beberapa hari yang lalu."

"Siapa bilang."

Tau-tau Satria tenyata sudah sadar, dan langsung menyahut, menepis perkataan Aviva barusan.

"Gua sama Aviva itu sebenarnya udah di jodohin sama orang tua kami berdua." Ujar Satria segera mengklarifikasi tentang hubungan mereka berdua yang sebenarnya.

Dengan wajah yang terlihat pucat, Satria segera merubah posisi nya duduk di atas kasur. Sementara Aviva dan Morgan tampak sedikit kaget dengan sadar nya Satria yang secara tiba-tiba itu.

"Ngomong apaan sih lu."

"Fakta nya memang begitu kan. Jadi gua peringati lu bro, lu jangan sampai macam-macam sama cewek gua ya."

Nyawa sudah ngos-ngosan begitu, Satria masih saja pakai ngancam-ngacam orang segala.

Untuk saja Morgan orang nya terbilang lebih santai, jadi dia nya gak sampai kesinggung dengan ucapan Satria.

"Satria..."

Teriakkan tema-tema Satria yang seperti orang panik kaya di terjang sunami lantas langsung memancing perhatian ketiga orang yang ada di dalam sana.

"Berinsik banget sih tuh bocah."

"Temen-temen lu tuh."

Setiba mereka di dalam. Mereke segera menyusul Satria yang masih belum beranjak dari atas tempat tidur di temani oleh Aviva dan juga Morgan yang berada di samping kanan kirim tempat tidur dia.

SATRIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang