Rencana jahat Aleksa

219 61 9
                                    

"Selamat pagi semuanya."

"Pagi pak." Sahut semuanya bersamaan.

"Jadi kegiatan hari ini. Saya ingin mengajak kalian melakukan sebuah permainan. Tapi pertama-tama saya ingin setiap satu masing-masing kelompok maju untuk mengambil bola di dalam kotak di hadapan saya terlebih dulu. Di mulai dengan kelompok Satria, silakan."

Satria segera maju, lantas mengambil salah satu bola dari dalam kota, kemudian di susul sama tim Ryan lalu Aviva dan begitu seterusnya hingga semua kelompok mendapatkan bola mereka.

"Jadi sekarang, setiap tim yang yang warna bola nya sama, saya minta untuk saling bergabung membentuk satu kelompok.

Jadi peraturan pemain ini. Dari setiap tim yang berjumlah 12 orang, kalian harus bisa mengumpulkan bendera yang tersebar di dalam area hutan dalam waktu satu jam, dan tim yang berhasil mengumpulkan bendera terbanyak maka akan saya anggap sebagai pemenang nya.

Sebagai hadiah nya, tim yang berhasil menang akan kami aja berkeliling Bogor dan akan mendapatkan jamuan makan mewah selama semalam nanti."

"Wah menarik juga tuh hadiah nya. Pokoknya kita harus bisa menang."

Hadiah yang di janjikan pak Andin Cukup menarik semangat semua tim, mereka terlihat antusias untuk menjadi pemenang dalam permainan itu.

"Kalau begitu, saya akan beri waktu untuk kalian, menyiapkan perbekalan atau pun perlengkapan yang kalian butuh kan sebelum permainan di mulai."

Ryan yang mendapatkan bola warna biru akhirnya bisa satu tim lagi sama Satria. Sementara Aviva yang memiliki bola warna merah malah harus satu tim sama Aleksa dan kawan-kawan, komplotan cewek yang pernah ngebully dia saat itu.

"Wah, kebetulan banget nih kita bisa satu tim." Ucap Aleksa.

"Terus emang nya kenapa? Mau cari masalah lu sama kita."

"Hahaha, cewek aneh kaya lu emang nya bisa apa." Ledek salah satu dari mereka.

"Lu sebaiknya gak usah cari ribut sama kita deh, lu urus saja urusan lu sendiri." Timpal Aviva.

"Suka-suka gua, kalau gua mau cari ribut sama elu."

Dari kejauhan. Satria yang sedang duduk, dengan menopang kedua sikunya di lutut, selagi menunggu yang lain selesai berkemas, rupanya diam-diam mengawasih perdebatan ketiga gadis itu dengan serius.

"Ryan ini Wolkitolki lu masih berfungsi baik kan." Tanya Aariz.

"Masih lah, sini biar gua pegang satu, yang satu nya lagi lu kasi sama Satria."

Aariz segera berjalan mendekati Satria, segera berjongkok di samping Satria untuk memberikan Wolkitolki itu ke dia.

"Lu lagi mantau apaan sih, kok serius bener. " Tanya Aariz penasaran.

Bukan nya menjawab rasa penasaran Aariz, Satria malah langsung pergi setelah mengambil Wolkitolki dari tangan Aariz. Pemuda itu bejalan menyusul Aviva yang sibuk mengemas perbekalan di dalam tenda ke dalam tas milik nya.

"Siniin tas lu." Ujar Satria, segera merampas tas milik Aviva tanpa permisi.

"Mau apa lagi sih lu."

"Diem lu."

Pemuda itu kemudian memasukkan Wolkitolki itu ke dalam tas Aviva untuk berjaga-jaga, ini saking khawatir nya Satria kalau sampai Aviva kenapa-kenapa di saat dia gak ada.

"Kalau lu dalam masalah segera hubungi gua, lu pasti tau cara make nya kan."

"Lu ini kenapa sih? Gua itu sebenarnya bingung sama elu, semalam saja lu bersikap dingin sama gua, tiba-tiba sekarang lu perhatian kaya gini sama gua. Sebenarnya perasaan lu sama gua yang bener itu yang mana sih?"

SATRIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang