Cowok misterius?

189 38 3
                                    

Tidak terasa sudah dua bulan sejak Satria menghilang dan gak ada kabar sama sekali hingga saat ini. Dan sejak saat itu juga Aviva mencoba untuk berusaha sekuat mungkin buat bisa ngelupain Satria meskipun kenyataannya itu sulit.

Aviva bukan nya mau nyerah, tapi keadaan yang memaksa dia untuk memilih berhenti dari pada terus-terusan berharap sama hubungan yang gak jelas seperti ini.

Apalagi sekarang dia sudah mulai sibuk sama urusan kampus, jadi perlahan-lahan Aviva tampak nya sudah mulai lupa sama Satria, meskipun sesekali kenangan Satria masih kerap terlintas di pikiran dia.

"Aviva, kamu bisa ke sini sebentar." Teriak Riska.

"Bentar Ma."

Aviva segera meninggalkan meja rias setelah sebelumnya dia sempat merias diri sesaat akan berangkat ke kampus, Aviva langsung melenggang pergi dan dengan segaja tidak memakai cincin pertunangan yang di simpan nya di depan cermin.

Dengan penampilan rapi, Aviva mulai keluar dari dalam kamar dan segera turun menyusul orang tua dia yang berada di ruang tamu.

"Mama tadi manggil Aviva."

"Iya, sini coba liat ini, undangan pernikahan kamu sudah siap loh."

Sambil menatap tumpukan undangan yang berada di atas meja, wajah Aviva bukan nya terlihat bahagia dia malah tampak terlihat kesal.

"Kamu kenapa cuma berdiri di situ, sini duduk di samping papa."

"Mama sama papa buat apa sih buang-buang waktu ngurusin hal gak penting kaya gitu."

Orang tua Aviva tentu saja kaget sama respon Aviva yang seakan tidak menyukai apa yang sedang mereka lakukan itu.

"Va, kok kamu ngomong nya kaya gitu sih." Ujar Riska.

"Lagian percuma juga kan, emang nya Aviva bakalan nikah sama siapa. Kalian masih ngarepin Satria bakalan datang gitu."

"Papa tau perasaan kamu, tapi kamu juga harus percaya sama Satria kalau dia pasti bakalan pulang sebentar lagi."

"Aviva sudah kasi dia kepercayaan selama dua bulan Aviva nungguin dia pa, tapi bukti nya Aviva gak dapat apa-apa kan."

"Tapi."

"Cukup Ma. Keputusan Aviva sekarang sudah bulat, Aviva gak bakalan nerusin hubungan Aviva sama Satria lagi." Tegas nya.

Aviva lantas mengambil tumpukan undangan itu dan segera berjalan ke luar lalu membuang semua undangan itu ke dalam tempat sampah.

Orang tua Aviva cuma bisa diam sama apa yang di lakukan putri mereka. Sementara Aviva kemudian langsung pergi ke kampus dengan menggunakan motor yang sebulan lalu di beli nya. Tampak nya sudah banyak yang berubah sama sikap dan kepribadian Aviva selama dua bulan ini sejak di tinggal sama Satria.

Kalau Aviva ngalamin masalah sama hubungan dia dengan Satria, lain pula sama masalah yang harus di hadapi sama Rafael dan anak-anak Black Wolf.

Karena sejak dua bulan terakhir, mereka sering dapat teror sama oknum yang sampai sekarang pun mereka gak tau itu siapa, yang dengan segaja merusak atau pun mencoret-coret markas mereka dengan kata-kata yang kurang pantas.

Sama seperti hari ini, saat mereka akan ke kampus, anggota Black Wolf menyempatkan diri untuk mampir ke markas dan lagi-lagi menemukan markas mereka yang sudah di penuhi sama sampah yang berserakan di mana-mana.

"Ini sebenarnya kerjaan siapa sih, tiap hari gak ada habis-habisnya ngejain kita mulu." Ungkap Ryan.

"Gak bisa di biarin lagi pokoknya kita harus cari siapa pelakunya." Ujar Rival.

SATRIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang