Menjelang hari pernikahan

240 38 0
                                    

Suasana kantin terlihat ramai, banyak anak-anak yang masih mengantri menunggu giliran untuk memesan makanan.

Sementara Anak-anak Black Wolf yang tiba lebih awal sudah pada sibuk menyantap makanan yang sudah mereka beli di salah satu meja yang berada di pojok sebelah kanan saling bersebelahan dengan meja milik rombongan Alex dan Nathan.

Dan berselang beberapa saat kemudian Satria yang baru sampai ke kantin langsung menghampiri mereka semua.

"Woi udah pada makan nih." Ucap nya sembari mulai duduk di bangku kosong sebelah Ryan.

"Dari mana aja lu." Tanya Alex.

"Pasti habis ngurusin cewek dia dulu." Timpal Nathan.

"Terus cewek lu mana, gak lu ajakin sekalian makan bareng."

"Gua gak ngijinin di kesini dulu, nanti dia balik ngejar-ngejar lu, kan berabe urusan nya."

"Posesif banget lu jadi cowok." Sambung Alex.

"Sat, makanan lu mana. Lu gak beli makanan dulu. Tanya Rafael.

"Buat apa beli, orang gua ada bawa bekal dari rumah."

Satria mengeluarkan tupperware berwarna pink dari dalam tas, kemudian meletakkannya ke atas meja.

"Hahaha, buset pink gitu loh." Sahut Bastian, bahkan yang lain pun ikut tertawa melihat bekal bawaan Satria.

"Yang bikinin bekal lu siapa?"

"Aviva."

"Sini gua kasih tau lu. Sebucin-bucin nya elu ke Aviva. Minimal lain kali kalau dia bikini lu bekal, lu kasih tau sama dia, ini tupperware nya jangan yang warna pink."

"Emang nya kenapa?"

"Gak sesuai sama tampilan lu. Kesan nya lu kaya anak TK tau gak."

"Lu liat aja noh cewek-cewek pada ngetawain lu." Sambung Alex.

"Siapa peduli yang penting mah gua makan." Sambil mulai menyuap sesedok nasi ke mulut.

Percuma Rafael bicara panjang lebar, Satria juga gak peduli dan malah asyik menyantap bekal yang ia bawa dengan lahap mumpung dia nya lagi laper banget.

Prakk!!

"Eh buset apaan tuh." Cetus Bima kaget. Dengan segera mereka semua lantas menoleh ke asal suara tadi.

Suara hentakan itu berasal dari meja di ujung, ketika seorang mahasiswa yang datang ke kantin tiba-tiba memukul salah satu meja milik seorang pemuda sampai menarik perhatian orang-orang yang berada di sana termaksud Satria dan kawan-kawan.

Dan ketiga cowok itu merupakan senior yang memang gemar meminta sejumlah uang ke mahasiswa lain dan sangat suka ngebully anak-anak baru di kampus.

"Bagi duit lu."

"Bukan nya tadi pagi gua sudah sempet ngasih ke elu."

"Itu mana cukup. Duit yang lu kasih cuma cukup buat beli rokok mana cukup buat beli makan, ngerti. Buruan gua laper nih."

Dengan wajah yang terlihat takut, pemuda itu segera mencari sisa uang yang ada di saku milik dia.

"Tapi sekarang duit gua udah habis."

"Lu berani bohongin gua." Ia dengan kesal segera menarik kerah pakaian pemuda berkacamata itu.

"Eng-ga, gua beneran gak punya duit lagi."

"Kalau gak punya duit minimal lu jangan jadi pengemis di sini."

"Siapa tuh yang ngomong barusan. keluar lu."

SATRIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang