Gempano 29

315 64 14
                                    

Part 29 ...

Balik lagi nih! Mau ngucapin apa?

Happy reading!!

"Pilih masukin sendiri, atau gue yang masukib?"

°Gempano°

"Kamu kenapa Humaira?" tanya Damar, saat melihat putrinya yang sepertinya sedang gelisah. Sedari tadi, Humaira bahkan tidak melontarkan satu patah katapun.

Seperti biasa, Damar pagi ini mengantar Humaira berangkat sekolah. Mungkin kegiatan rutin pagi harinya sekarang berubah menjadi mengantar sang putri pergi ke sekolah.

"Nggak pa-pa kok Pah. Hum pagi ini ada ujian, terus Hum belom belajar!" alibi Humaira, sepenuhnya tidak berbohong. Pagi ini Humaira ada ulangan harian matematika, jadi tidak salah jika ia tidak bersin. Ya walaupun alasan kegelisahan Humaira bukan karena itu.

Damar mengangguk. Memasuki pekarangan sekolah, hingga membuat Humaira menyerngit. "Kok masuk Pah?" tanya Humaira.

Damar memarkirkan mobilnya di pelataran parkiran sekolah. Membuat semua pasang mata sekarang tertuju pada mobil tersebut.

"Ya udah, Humaira masuk dulu ya Pah!" ucap Humaira mencium tangan sang Papa lalu berjalan keluar.

Damar yang melihat itu hanya menggeleng pelan. Saking gugupnya, Humaira sampai melupakan uang saku. Damar turun dari mobilnya. Membuat seluruh asistensi para murid SMA Galaxy tetuju pada lelaki paruh baya tersebut.

Bagaimana tidak, di usia Damar yang tidak lagi muda. Bisa di bilang ia masih tampan dan segar bugar.

"Tunggu-tunggu, kayak pernah liat."

"Iya bener, itu Om-om yang di foto sama kak Humaira."

"Oh itu ya OM-OMnya. Kalo gitu mah gue juga mau kali."

"Bacot."

Damar menghiraukan gumaman para murid yang ia dengar. Tujuan Damar memasuki kawasan sekolah, bukan semata-mata untuk memberikan uang jajan pada Humaira. Tapi ada hal lain yang harus ia urus.

"Om Damar?" Damar menoleh saat mendengar suara yang pamiliar di telinga nya. Iya, itu suara Gempa.

Muncul lagi si gesrek.

"Om ngapain di sini?" tanya Gempa menghampiri Damar. Di ikuti oleh keenam pentolan XII IPS 1 lainnya yang kini mengekor.

"Siapa Gem?" tanya Yusran menyenggol lengan Gempa.

"Papanya Humaira," jawab Gempa membuat Yusran kaget. Tentu saja kaget, orang dulu Yusran mendengar kalau Papanya Humaira sudah meninggal. Lalu ini siapa? Rohnya? Hantunya gitu?

"Kok bis--"

"Diem Lo!" Sela Gempa membuat Yusran mendengus.

"Ruang kepala sekolah dimana Gempa?" tanya Damar langsung ke intinya.

Gempa menyerngit, sedetik kemudian ia mengangguk. Seakan-akan tau kemana arah pembicaraan Om Damar.

"Sebelah selatan Om, biar saya antar!" tawar Rizky yang memang baik hati dan tidak sombong sedari awal.

Pacarable kalo Rizky mah!

Damar tersenyum lalu mengangguk. "Oh iya Gempa, Om hampir lupa. Tolong kasi ini ya ke Humaira, tadi dia lupa!" ujar Damar menyerahkan uang berwarna merah ketangan Gempa, lalu berpamitan untuk pergi. Di ikuti Rizky tentunya.

GEMPANO SKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang