Part 30
I'm back🤧
And thanks udah nunggu😌
Langsung aja keceritanya. Maaf kalo kurang ngefeel, soalnya lagi sibuk banget. Maaf juga kalo banyk typo, GPP buat hiburan!!
Happy reading!!
"PACARAN KARENA LAGI MALES MUSUHAN?"
°Gempano°
"Hy kak Humaira,"
"Hy," balas Humaira dengan senyum paksa.
"Hy, Ra. Boleh minta Wa Lo?"
"Boleh,"
"Ehe ... Nggak jadi deh!"
Humaira menaikan sebelah alisnya. Mengedikan bahunya acuh, lalu kembali berjalan. Saat pengumuman aneh di aula tadi, Humaira benar-benar mejadi pusat perhatian. Ya memang sudah biasa, tapi kali ini berbeda. Lebih banyak yang memujinya, di bandingkan dengan kemarin.
"Emang tadi pengumuman apa sih Pah?" tanya Humaira di sela-sela pemikiran nya yang tengah menyinkron situasi.
"Nggak penting. Ya udah, Papa pulang dulu ya. Ada kerjaan soalnya!" ucap Papa Damar sambil mengelus lembut rambut Humaira.
Humaira mengangguk dengan ragu. "Hati-hati Pah!"
Damar mengangguk, mengucapkan salam lalu pergi menuju parkiran.
Humaira yang masih bingung hanya diam. Menatap kosong koridor menuju kelasnya dengan pandangan kosong.
"Humaira,"
Humaira mengerjap, menatap seseorang yang tadi menepuk pundaknya.
"Eman, ngagetin aja Lo!" ujar Humaira membuat Eman terkekeh.
"Lo ngapain di sini?" sambung Humaira menatap sekeliling koridor yang kini terdengar bisikan-bisikan setan. Biasa, Syirik.
"Lo di panggil Azhar." Jawab Eman membuat Humaira mengangguk. Humaira bahkan lupa jika Azhar itu ada. Hehe.
"Oh iya, tiga hari lagi Lo ada Olimpiade Ekonomi 'kan?" tanya Eman yang di angguki oleh Humaira. "Kata Pak Husniadi, gue yang di suruh nganterin!" sambung Eman.
"Loh, bukannya udah ada kak Azhar ya?" sahut Humaira.
"Iya, tapi sebagai ketua OSIS gue juga punya kewajiban. Jadi besok Lo ikut mobil gue, biar Azhar bareng Buk Aisyah aja."
Humaira mengangguk. "Yaudah kalo gitu, gue duluan."
Eman mengangguk, tersenyum manis menatap punggung Humaira yang kini menjauh.
Andai senyum itu selalu buat gue Humaira.
Sedangkan Humaira, gadis berpipi merah itu terus saja berjalan dengan kaki yang di hentakan. Bukannya sedang kesal, tapi Humaira suka mendengar suara ketukan sepatunya.
"Kak Azhar!" sapa Humaira membuat Azhar yang tadinya membaca buku mendongak. Seperti biasa, Azhar sudah stay di perpustakaan sebelum Humaira datang.
Bego

KAMU SEDANG MEMBACA
GEMPANO SKALA
Teen Fiction"Rasa cinta yang sebenarnya ada. Namun, di halang oleh tembok yang berkedok musuh!!" pernah ngerasain gimana rasanya jadi Humaira? Gadis berpipi merah dengan sejuta kejutan. hidupnya tidak lagi tenang saat Gempa muncul dalam hidupnya. yah, Gempa. G...