Part 9 ...
HY NY BALIK LAGI HIKS ...
GEMPA HARI INI UP, NY MINTA MAAF YANG SEBESAR-BESARNYA KALO KALIAN NUNGGU LAMA. MAAF BANGET.
NY NGGAK BISA UP CEPET, SOALNYA LAGI UJIAN. KONDISI JUGA LAGI NGGAK ENAK BADAN. PIKIRAN BLANK, TANGAN LAGI MAGER-MAGERNYA. HIKS, POKOKNYA NY MINTA MAAF YA. LAGI ADA MASAL JUGA!!
SEBENERNYA KEMAREN UDAH MAU UP, TAPI PARTNYA KEHAPUS. KALIAN BAYANGIN AJA, UDAH NULIS 3000 LEBIH KATA. EH MALAH ILANG, NYESEK BANGET?!
NY NGGAK MINTA BLUE LOVE, NY CUMAN MINTA TETEP STAY NUNGGUIN GEMPA!!
MASIH SETIA KAN SAMA GEMPA??
HAPPY READING!!
"GEMPA SAKIT?"
°Gempano°
Humaira menatap nanar kakinya yang terbalut kain kasa alias perban. Ia benar-benar tidak bisa bergerak dengan bebas. Bahkan, Humaira harus berjalan dengan bertumpu pada suatu benda agar tidak terjatuh. Ck, menyusahkan.
Insiden beberapa jam lalu masih membekas di otak Humaira. Bagaimana ia terjatuh hingga di tolong oleh Gempa yang sekarang entah kemana. Cowok itu tidak pernah terlihat lagi setelah mengantarkan Humaira. Bahkan Gempa sama sekali tidak melihat kondisi Humaira lagi. Ada apa dengan Gempa?
Humaira yang merasa penasaran, terus meremas jari-jari tangannya. Ia benar-benar khawatir dengan keadaan Gempa. Jelas tadi ia melihat wajah Gempa yang memucat, dengan keringat yang bercucuran di keningnya.
"Gue harus apa?" beo Humaira terus meremas jarinya. Kebiasaan jika Humaira sedang khawatir atau gugup, ia pasti akan meremas jarinya. Bahkan tanpa Humaira sadari, jarinya pasti akan sampai memerah.
Masih dengan menatap kakinya, ia teringat jelas saat Gempa dengan pandangan cemas menggendongnya dengan susah payah menuju rumah sakit. Gempa sudah banyak membantunya. Dan sekarang? Ia tidak bisa apa-apa saat Gempa sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya. Humaira khawatir? Jelas ia khawatir. Jika terjadi sesuatu pada Gempa, apa yang akan ia katakan pada Tante Qira dan Om Api. Ck, Humaira hanya tidak ingin merasa bersalah dengan Gempa. Setelah Mama Tiwi dan orang tua Gempa pulang, tugas dan tanggung jawab Humaira berakhir bukan?
Cukup, Humaira lelah dengan pemikirannya. Ia berdiri dengan sedikit tertatih. Berjalan dengan pelan, meraih gagang pintu dan memutarnya. Setelah pintu terbuka, Humaira berjalan sedikit pelan. Membiarkan kakinya terbiasa dengan rasa sakit. Dengan ringisan pelan, Humaira berjalan pelan melewati halaman depan. Tidak mungkin 'kan, ia Melompat lewat balkon. Sudah cukup Humaira merasakan sakit hari ini, dan ia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMPANO SKALA
Roman pour Adolescents"Rasa cinta yang sebenarnya ada. Namun, di halang oleh tembok yang berkedok musuh!!" pernah ngerasain gimana rasanya jadi Humaira? Gadis berpipi merah dengan sejuta kejutan. hidupnya tidak lagi tenang saat Gempa muncul dalam hidupnya. yah, Gempa. G...