Part 34 ...
Masih nunggu kepastian nih🙂
Bukan kepastian dari do'i, tapi kepastian dari pihak kampus 🙂 doain ya biar semuanya lancar ....
Ya udah nggak usah banyak bacot bekicot, mari kita mulai!!
Happy reading!!!
"Tiba-tiba."
°Gempano°
"Habis dari mana kalian pulangnya kok malem?" tanya Mama Tiwi dengan berkacak pinggang.
Humaira menunjukkan kresek indomey yang ia pegang, sedangkan tangan satunya sibuk memegang es krim yang sedang ia makan.
"Anaknya gampang di sogok Tan," jawab Gempa dengan kekehan. "Kalo Gempa penculik mah, udah dari dulu Gempa karungin."
"Hus ... Kamu ini, abis dari mana?" tanya Mama Tiwi sekali lagi.
"Abis jalan-jalan mah, tempatnya bagus banget. Nanti Humaira kasih liat fotonya!" jawab Humaira dengan antusias.
Mama Tiwi menggeleng heran. "Ya udah taruh jajannya di dapur, terus mandi. Abis itu panggil Papa di ruang kerja, buat makan malem!"
"Siap bos." Ucap Humaira hendak masuk. Tapi dengan tidak tau dirinya Gempa menarik kerah belakang seragam Humaira.
"Pamitan dulu sama calon suami!" ujar Gempa dengan memberikan tangannya.
"Gem, rumah kita jaraknya cuma 50 meter. Itupun kurang, ngapain pamitan?" kesal Humaira dengan memanyunkan bibirnya.
Mama Tiwi yang melihat interaksi keduanya hanya terkekeh pelan. Anak muda jaman sekarang, udah berani ngaku-ngaku suami istri. Hadeh.
"Salim cepet!" ujar Gempa masih menodongkan tangannya.
Dengan malas Humaira menyalim tangan Gempa. Sedangkan Gempa hanya mengelus rambut Humaira.
"Aduh ... So sweet banget, sampai yang tua di lupain." Sindir Mama Tiwi membuat Humaira dan Gempa menyengir.
"Ya udah calon mertua Gempa pulang dulu ya, assalamualaikum." Pamit Gempa dengan menyalim tangan mama Tiwi.
Tiwi menggeleng heran. "Ada-ada aja."
°Gempano°
"Lusa ada acara olimpiade 'kan Humaira?" ucap papa Damar yang langsung di angguki oleh Humaira.
"Loh kok Mama nggak tau," ujar Mama Tiwi dengan wajah cemberut.
Humaira menyengir. "Lupa ngasih tau Mah."
"Papa pengen liat, tapi besok Papa sama Mama harus pergi ke Paris. Kamu nggak pa-pa kan tinggal sendiri dulu?" tanya Damar membuat Humaira mengehentikan acara makannya.
"Berapa lama?" tanya Humaira.
"Cuma tiga hari kok sayang, abis itu kita langsung pulang." Jelas Mama Tiwi dengan wajah cemas. Takutnya Humaira marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMPANO SKALA
Teen Fiction"Rasa cinta yang sebenarnya ada. Namun, di halang oleh tembok yang berkedok musuh!!" pernah ngerasain gimana rasanya jadi Humaira? Gadis berpipi merah dengan sejuta kejutan. hidupnya tidak lagi tenang saat Gempa muncul dalam hidupnya. yah, Gempa. G...