Akupun kembali lagi🙂
Makasih ya do'anya🙂🙏 Ny lulus SNMPTN, seneng banget!! Tapi belum tentu juga sih bisa kuliah. Tapi yang penting makasih ya do'anya.
Jadi sekarang lagi sibuk-sibuknya nggak bisa up cepet²😭 huaaa maaf, ada yang kangen nggak sih sama si gesrek Gempa???
Oke langsung aja ya🙏
Happy reading!!!
"Megalodon."
°Gempano°
"Sebenarnya kita mau keman--"
"KYA ANJIR!"
"KOK AD--"
"Stt ... Teriak mulu Lo," ujar Gempa dengan membekap mulut Humaira.
Mata Humaira berkaca-kaca, bukan karena ucapan Gempa. Melainkan karena pemandangan indah yang kini ada di hadapannya.
"Sejak kapan ada danau seindah ini?" tanya Humaira dengan gumaman pelan. Yap, Gempa mengajak Humaira ke sebuah danau di tengah hutan. Entah kapan danau itu ada, mungkin hanya tuhan dan Gempa yang tau. Nggak juga sih, pemerintah juga tau pasti.
"Hah? Apaan?" tanya Gempa membuat Humaira mendelik.
"Budek," cibir Humaira.
"Kok bisa ada danau di sini?" tanya Humaira kali ini dengan suara normal.
"Ohh ... Dahulu kala sebelum hewan-hewan dan tumbuhan ada terjadi per--"
"Bukan asal usul Danau. Sok pinter banget Lo, padahal di pelajaran geografi nggak pernah di jelasin." Ujar Humaira yang di balas cengiran oleh Gempa. Kenapa Humaira bilang gitu? Karena di pelajaran geografi guru yang mengajar selalu menyeleweng ke Mekah dan Madinah. Ada real life nya juga loh teman-teman, bisa dicek sendiri di sekolah author.
"Iya deh yang pinter," cibir Gempa membuat Humaira menaikan kepalanya dengan angkuh.
"Dulu waktu kecil gue nemuin tempat ini pas kabur dari rumah nenek. Rumah nenek gue nggak jauh dari sini. Kalo gue lagi marah atau sedih karena di ejek temen, ya gue kesini buat ngelampiasin. Gue nggak mau keliatan sedih di depan nenek gue. Dulu gue sering di ejek karena nggak punya mama sama papa. Tapi itu dulu, sekarang mah siapa yang berani ngejek gue?" Jelas Gempa dengan sedikit menyombongkan diri sendiri.
Humaira yang awalnya kasian segera merubah raut wajahnya. "Gue berani tuh," ucap Humaira.
"Yakan Lo beda," ujar Gempa dengan menoyor kepala Humaira.
Humaira menganga sesaat, memegang kepalanya dengan bibir yang mencebik. "Beda di mananya coba?"
"Beda lah. Lo pacar gue, masa depan gue. Lo itu orang yang gue sayang setelah nenek gue. Gue nggak mungkin nyakitin Lo. Beda lagi kalo yang lain ngejek gue, apa lagi sampe ngejelek-jelekin Lo. Mungkin tu orang nggak bakalan bisa nafas lagi." Ucapan Gempa berhasil membuat Humaira tersentuh. Ayolah, Humaira juga cewek. Ya ... Walaupun otaknya agak-agak sengklek.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMPANO SKALA
Teen Fiction"Rasa cinta yang sebenarnya ada. Namun, di halang oleh tembok yang berkedok musuh!!" pernah ngerasain gimana rasanya jadi Humaira? Gadis berpipi merah dengan sejuta kejutan. hidupnya tidak lagi tenang saat Gempa muncul dalam hidupnya. yah, Gempa. G...