Apa?
Aku hanya ingin up🙂 nggak nyari ribut kok.
Minta doanya dong, semoga semuanya di perlancar dan di ridhoi Allah🙂 Aamiin.
Nggak usah banyak bacot bekicot. Mari kita baca!!!
Happy reading!!
"Lo siapa?"
°Gempano°
Dua Minggu berlalu dengan cepat. Serasa seperti mimpi, tapi memang benar. Humaira masih tertidur di atas brankar yang di bantu dengan alat-alat penopang kehidupan. Iya, Humaira masih koma. Azhar sudah di penjara, beda lagi dengan Yogi yang sekarang menjadi buronan. Entah dia pergi kemana.
"Hum, gue bawain ini buat Lo." Ucap Gempa dengan memasangkan gelang hitam bermotif petir di pergelangan tangan Humaira. Kemaren sebelum Azhar menyerahkan diri di kantor polisi, Azhar memberikan gelang Humaira yang terjatuh di perpustakaan.
Saat ini Gempa hanya sendiri di ruangan Humaira. Mama Tiwi dan Papa Damar pulang hanya untuk sekedar mandi.
"Bangun dong, jawab gue. Ajak gue debat kayak dulu. Gue bahkan rela seharian debat sama Lo, asal Lo bangun." Celetuk Gempa menggenggam tangan Humaira yang bebas dari Infus.
"Sumpah, Lo nggak cakep kalo kayak gini. Kepala di perban kayak mumi, bibir sama hidung di tutup sama mangkok. Nggak cakep sumpah." Lagi dan lagi Gempa berceloteh. Tanpa sadar air matanya menetes seiring dengan suara detak jantung Humaira yang bisa terdengar dari alat rumah sakit. Author nggak tau namanya apa.
"Bangun Hum, gue kangen sama Lo." Gumam Gempa dengan menundukkan kepalanya.
Ceklek
"Wah ... Ada mas bucin lagi menangis di pojokan mamen," celetuk Yusran dengan membuka ruang rawat Humaira.
Gempa segera menghapus air matanya. Menatap tengil teman-temannya yang kini sedang menyengir aneh.
"Ngapain Lo pada?" tanya Gempa.
"Kite mau ngeronda," jawab Dayat dengan enteng.
"Pala Lo ngeronda," ujar Gempa dengan sewot.
Yusran dan lainnya sengaja ke rumah sakit hanya untuk menghibur Gempa yang katanya tiap detik nangis, kata Rizky. Perhatian kan.
"Bawa apaan tuh?" tanya Gempa melihat plastik kresek di tangan Gandi.
Adi terkekeh. "Dia mah bawa permen pentol sekresek, sampe penjual-penjualnya dia masukin." Ucapnya mendapat tatapan maut dari Gandi.
"Bener Gan?" tanya Gempa.
Gandi menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Bener sik," jawabnya di sertai cengiran.
"Kalo Lo?" tanya Gempa melihat Yusran tang membawa rantang.
"Sayur asem sama ikan asin. Buatan Mak gue," jawab Yusran membuat Gempa menganga.
"Perasaan umumnya orang ngejenguk bawa buah. Lah Lo pada mau bikin orang diabetes, bawa Permen sama sayur asem." Ujar Gempa tak habis pikir.

KAMU SEDANG MEMBACA
GEMPANO SKALA
Teen Fiction"Rasa cinta yang sebenarnya ada. Namun, di halang oleh tembok yang berkedok musuh!!" pernah ngerasain gimana rasanya jadi Humaira? Gadis berpipi merah dengan sejuta kejutan. hidupnya tidak lagi tenang saat Gempa muncul dalam hidupnya. yah, Gempa. G...