Hy pa kabar?
Aku di sini🙂 sedang sibuk dan mumet nyari uang buat bayar kos gimana. Tapi GPP, di balik mumetnya gue ada cerita yang akan di fublish.
Langsung aja,
Happy reading!!
"Pelaku sebenarnya."
°Gempano°
BRAK!!
"HUMAIRA," teriak Mama Tiwi dengan memasuki ruang rawat Humaira. Terdapat juga di sana Gempa yang langsung menghapus air matanya.
"Humaira sayang, ini Mama. Kenapa bisa gini hmm? Maafin Mama sayang. Mama nggak bisa jaga kamu," ucap Mama Tiwi dengan air mata yang terus mengalir. Damar yang berada di sampingnya berusaha menenangkan dengan mengelus bahu istrinya.
"Tante, Om, ini semua salah Gempa. Humaira gini gara-gara nyelametin Gempa." Ucap Gempa dengan kepala menunduk.
Tiwi melihat Gempa dengan tajam. "Iya, ini semua gara-gara kamu Gempa. Mending kamu jangan dekat-dekat dengan anak saya." Ujar Tiwi membuat kepala Gempa semakin tertunduk.
"Tenang. Sadar, itu semua udah takdir." Ucap Papa Damar membuat Mama Tiwi lemas dan terduduk di bangku dekat brankar Humaira.
"Maaf Gempa, Tante keterlaluan." Ucap Tiwi dengan tangis yang semakin menjadi.
"Nggak Tante. Gempa yang minta maaf, udah buat Humaira jadi gini." Sangkal Gempa dengan berlutut di kaki Mama Tiwi.
Mama Tiwi mengusap rambut Gempa dengan pelan. "Maaf ya. Tante nggak seharusnya nyalahin kamu."
Gempa menggeleng, tangisnya tumpah dengan paha Mama Tiwi yang menjadi bantalan nya. Damar yang melihat itu hanya tersenyum kecil.
Pandangannya teralih pada putri kecilnya yang sedang menutup mata. Berbagai alat penopang kehidupan, tidak membuat wajah cantik putrinya menghilang. Diam-diam Damar mengusap ujung matanya. Ternyata putrinya tak sekuat yang ia kira.
"Gimana kejadiannya?" tanya Papa Damar menatap Gempa yang masih menangis.
Tampang doang sangar, aslinya cengeng.
"Gempa juga nggak tau Om. Yang Gempa tau, Humaira nyelametin Gempa dari mobil yang mau nabrak Gempa." Jawab Gempa dengan helaan nafas panjang.
"Tunggu, jadi ini di sengaja?" tanya Papa Damar.
"Iya Om."
Bukan. Bukan Gempa yang menjawab, melainkan Rizky yang memasuki ruangan dengan menenteng I-Pad nya.
"Maksud Lo?" tanya Gempa menatap Rizky heran.
"Kecelakaan ini bukan tabrak lari. Tapi emang di sengaja," jawab Rizky menatap Papa Damar dan Gempa secara bergantian.
"Dari mana kamu tau?" tanya Papa Damar.
"Siapa pelakunya?" tanya Gempa membuat Papa Damar menatapnya. Bukannya apa, tapi Ia belum sepenuhnya percaya atas ucapan Rizky.

KAMU SEDANG MEMBACA
GEMPANO SKALA
Novela Juvenil"Rasa cinta yang sebenarnya ada. Namun, di halang oleh tembok yang berkedok musuh!!" pernah ngerasain gimana rasanya jadi Humaira? Gadis berpipi merah dengan sejuta kejutan. hidupnya tidak lagi tenang saat Gempa muncul dalam hidupnya. yah, Gempa. G...