Jihyo masih terisak, dipandanginya bagian bajunya yang bercecer di lantai,
Baru saja ia merasa senang sekarang sudah dijatuhkan sejatuh-jatuhnya, harga dirinya tercabik.Ia menangis, untuk keluar dari sini saja rasanya tak mungkin.
"Memang dari awal tak ada harapan untukku" Gumannya
__________Semantara itu, jungkook gelisah mencari jihyo, pasalnya gadis itu tak kunjung menunjukkan batang hidungnya
Ia inisiatif melihat langsung ke toilet
"Yuju! Kau melihat jihyo" Tanya jungkook, maniknya tak sengaja menatap yuju yang berjalan dari arah toilet"Bukannya kau menggenggamnya terus seperti anjing peliharaan?" Jawab yerin mewakili yuju
Jungkook mendengus kesal dan hendak meninggalkan merekA
"Eit mau kemana ?" Kali ini eunha yang bersuara
"Biar kucari sendiri" Ketus jungkook
"Toilet itu rusak, pintunya digembok. Cari di toilet atas saja" Ujar eunha
Jungkook memilih mengabaikan ucapan mereka dan ingin melanjutkan pencariannya namun baru selangkah ia maju, sang MC acara memanggil mereka untuk menampilkan diri
Jungkook semakin gusar, bagaimana mungkin ia tampil sementara jihyo tidak ada.
"Jangan mengacaukan acara hanya karena satu orang. Kita sudah berlatih sejak lama" Yuju Memperingati jungkook
___________
Rentetan acara promnight sudah berakhir menyisakan beberapa siswa yang sibuk merapikan alat-alat yang dipakai selama acara.
"Sudah ketemu?" Tanya deokyeom begitu melihat jungkook.
Yang ditanya menggelengSesudah menuntaskan penampilan mereka, jungkook langsung menceritakan jihyo yang menghilang tiba-tiba.
"Aku sudah mencari ke lantai paling atas juga. Tapi tidak ada" Taehyung yang baru muncul juga membawa hasil yang sama.
"Atau dia sudah pulang tapi lupa memberi kabar" Celutuk mingyu
"Tidak. Aku sudah memastikannya pada yoongi hyung tadi" Jawab deokyeom
"Kita cari lagi saja. Pastikan tidak ada yang terlewat satu ruangan manapun" Ujar jungkook yang disetujui mereka
Mereka berpencar kembali. Memeriksa setiap ruangan. Deokyeom memilih memeriksa ruangan bagian bawah, sementara taehyung dan mingyu di lantai 2 dan jungkook yang ditemani seungkwan memeriksa lantai 3
Deokyeom menatap ragu toilet di depannya antara haruskah ia merusak pintu yang tergembok rapat dan bertuliskan 'sedang diperbaiki' atau melewatkannya saja.
"Jihyo!!!" Panggilnya namun nihil. Tak ada siapapun yang menyahutinya.
Ia hendak berbalik tapi batinnya seolah menyuruh membuka pintu.
Tak mau pikir panjang, deokyeom mengambil batu lalu merusak gembok itu.
Ia mengamati toilet itu, rasanya tak asing saat melihat potongan-potongan kain yang tercecer di lantai.
Dibukanya pintu-pintu yang membagi toilet beberapa bagian, hanya satu pintu yang tertutup rapat
Deokyeom mengetuk pintunya pelan
"Jihyo, apa kau didalam?" Ia menempelkan telinganya di pintu mencoba mendengarkanDeokyeom mengetuk pintunya lagi dan hasilnya masih sama.
"Jihyo, apa ini kau?" Tanyanya
Tak kunjung ada yang menjawab deokyeom hendak membuka paksa pintu itu.
"Deokyeom.. "
Deokyeom yang sudah mengambil ancang-ancang berakhir dengan membenturkan wajahnya sendiri di pintu begitu mendengar namanya dipanggil
"Jihyo!" Panggilnya antusias
"Buka pintunya, kenapa kau bisa ada di dalam sini"Hening sejenak.
"Jihyo.."
"Apa ini karma?"
"Apa maksudmu?" Tanya deokyeom dari balik pintu
"Karma karna menginginkan hal yang tak seharusnya kumiliki" Jihyo kembali terisak
"Jihyo, buka pintunya dulu. Kita bisa berbicara diluar"
"Apa seharusnya aku menyusul somi saja" Gumamnya namun masih bisa didengar deokyeom
"Bukankah kau sudah berjanji untuk bahagia? Kenapa melakukan ini?"
Jihyo berdecih "apa bahagia pantas kudapat?" Tanyanya lagi
"Lantas kalau kau tidak pantas, siapa yang pantas ?" Deokyeom mendesah pelan
"dengar jihyo, setiap orang pantas mendapatkan kebahagian tanpa terkecuali terlepas dari mana kau berasal, apa yang kau alami. Kebahagiaan itu dimulai dari dirimu sendiri. berhenti menyiksa dirimu sendiri""Lalu kenapa aku yang mengalami ini? Kenapa aku dihina sedemikian sampai aku sendiri merasa benci pada diriku yang terus diperlakukan seenaknya! Kenapa aku? Kenapa aku yang diperlakukan begini!" Teriak jihyo yang mulai histeris
Brakk.
Deokyeom memdobrak pintunya. Tak Ada pilihan, jihyo terus bersikeras tidak membuka pintu dan menangis di dalamDeokyeom menatap syok melihat keaadan jihyo. Dilepasnya jaketnya dan menutup tubuh jihyo dengannya.
Jihyo cuma terisak
Deokyeom merengkuh tubuh jihyo kedalam pelukannya.
"Jangan menangis kau aman bersamaku sekarang. Tidak akan ada lagi yang mengganggumu" Ujar deokyeom menenangkanSetelah jihyo mulai tenang deokyeom melepas pelukannya
"Aku sudah menyuruh chaeyeon membawa baju ganti untukmu, lalu kita pulang ya" Ujar deokyeom lembutJihyo menahan lengan deokyeom
"Aku tidak pergi hanya menunggu di luar" Deokyeom meyakinkan jihyo sekali lagi
Gadis itu menurut dan melepas deokyeom.
___________
"Terimakasih sudah membantu. Tolong jangan menyebarkan apapun yang kau lihat hari ini" Ujar deokyeom pada chaeyeonChaeyon mengangguk.
Lalu mingyu, seungkwan, taehyung, dan jungkook yang baru diberi kabar segera menghampiri deokyeom"Bagaimana keadaannya?" Tanya jungkook dengan nafas yang masih tersenggal
"Kondisinya masih rada syok tapi sudah mendingan. Sepertinya ada yang memang sengaja melakukan itu padanya" Jelas deokyeom
Jungkook mengernyit tak paham
"Nanti kuceritakan lebih jelas. Sekarang biar kuantar dia pulang dulu" Ucap deokyeom
Setitik perasaan bersalah muncul dibenak jungkook, ia yang membawa jihyo kesini tapi ia yang tak bisa menjaga jihyo.
Hatinya semakin terasa perih saat matanya bersitatap dengan gadis itu. Gadis itu menatapnya sendu
KAMU SEDANG MEMBACA
Flying Butterfly
FanfictionBerawal dari kecerobohan jihyo yang tidak sengaja bernyanyi di ruang latihan club musik. Sampai seorang siswa bernama deokyeom yang terus mengajaknya masuk ke club dan menjadi anggota Perlahan jihyo yang selalu menyendiri, mulai membuka diri. Sampa...