E

304 60 1
                                    

"jihyo-ya!"
Jihyo menoleh begitu namanya dipanggil

Tampak deokyeom yang berlari kecil menghampirinya
"hai" sapanya ramah

"sudah lama tidak melihatmu. Kau baik?" tanyanya

Jihyo hanya menunduk tanpa menjawab

"tenanglah jihyo-ya. Santai saja. Aku tak bermaksud memaksamu ikut promnight" ujarnya to the point

"aku hanya mau mengobrol denganmu" ujarnya sambil memandang lurus kedepan

"maaf" lirih jihyo

Deokyeom menoleh
"hei kenapa minta maaf" deokyeom menyikut pelan lengan jihyo
"Kalau memang tidak mau tidak apa. Kau pasti punya alasan kan?" deokyeom memamerkan senyumnya

Jihyo menoleh.

"terimakasih sudah mau mengerti" ucap jihyo pelan

"santai saja. Ohya, kau pulang ke arah mana?" tanya deokyeom

"aku ke-"

"jihyo-ya!!"

"yoongi?!" jihyo heran melihat kehadiran yoongi disana.

"apa yang-" belum selesai jihyo bertanya yoongi langsung memeluk jihyo

"ya! Apa yang kau lakukan? " pekik jihyo

Yoongi tak Menjawab, ia masih memeluk jihyo.

"maaf. Anda siapa?" tanya deokyeom heran

Yoongi sadar ternyata bukan hanya jihyo yang ada disana. Ia pun melepas pelukannya

"jihyo-ya, siapa dia?" tanya deokyeom

"oh. Mm. Dia. Dia oppaku" jawab jihyo spontan

" oh anyeonghaseo. Deokyeom imnida"
Deokyeom membungkuk hormat pada yoongi

Yoongi mengangguk kaku sambil melirik jihyo
"dia temanku" Jawab jihyo seolah mengerti maksud yoongi

"deokyeom-ah aku akan pulang bersama oppaku saja kalau begitu. Dah.. " pamit jihyo

" ah iya. Baiklah. Dah"

*

Yoongi menyodorkan ice cream pada jihyo.

"ada apa?" tanya jihyo sambil menikmati ice cream yang diberikan yoongi

Yoongi hanya tersenyum. Jihyo menoleh padanya, ia memperhatikan lelaki yang berdiri disampingnya.

"museun il-iya? " tanyanya lagi dengan nada yang lebih serius

"kau tau.."
yoongi menoleh, tersenyum lebar menatap jihyo

"aku dan seungwan memutuskan balikan" ucapnya senang. Rona merah di pipinya terlihat kontras di Kulit putih pucatnya

"ohya? Bagus kalau begitu. Selamat untukmu" ujar jihyo datar. Ia kembali menikmati ice creamnya

Yoongi memberenggut
"kenapa kau terlihat biasa saja?. Kau tidak bahagia untukku?"

"hei, kau sudah berulang kali putus-nyambung dengannya. Ini bukan kabar baru lagi kan?" jelas jihyo sambil menatap yoongi bosan

"tapi ini kabar bahagia" tegas yoongi

Jihyo mengangkat bahu tak acuh.

"ah. Padahal aku sampai mendatangimu ke sekolah untuk kabar ini" bibir yoongi mengerucut kesal

Jihyo tersenyum melihat yoongi yang berubah lesu

"lihat, aku bahagia" jihyo memamerkan deretan giginya

" traktir aku makan ya" ujarnya lalu merangkul lengan yoongi menyeretnya ke restoran.

Yoongi hanya menurut

'

"wahh aku tidak tau kalau kau mentraktirku daging hanya untuk kabar itu" ucap jihyo menggoda yoongi

Yoongi tertawa memamerkan gummy smile nya

"wah wah lihat siapa yang tersenyum Sekarang" sindir jihyo

"berhenti menggoda ku" tegas yoongi sok galak padahal siapapun tau ia bahagia saat membahas ini

"bagaimana sekolahmu?" tanya yoongi lalu menegak habis sojunya. Salah satu Kebiasaan yoongi dan orang korea pada umumnya saat memakan daging soju pasti menjadi minumannya.

"seperti biasa" ucap jihyo enteng sambil membalik-balikkan daging di panggangan

"lalu kenapa kau lesu? Jihyo yang biasanya tak pernah lesu seperti ini" tutur yoongi

Jihyo pura-pura tak mendengar

"cih. Apa terjadi sesuatu?" tanya yoongi

"tidak"

"bagaimana dengan klub musik?"

Tangan jihyo berhenti membalik daging. Matanya menyorot yoongi kaget

"aku tau ji. Jangan menutupi apapun. Ceritaka saja padaku" ujar yoongi lagi

"tidak ada yang perlu dibicarakan" ujar jihyo dingin

Yoongi menghentikan tangan jihyo yang terus bergerak memanggang daging-daging itu

"lihat mataku ji" tegas yoongi tapi dengan nada yang lembut

Jihyo menghela nafas resah diikuti bahunya yang merosot

"kau tau. Aku benar-benar menyesal di masa lalu aku tidak ada disampingmu saat kejadian itu terjadi. Aku tidak ingin membuat kesalahan yang sama kali ini ji. Katakan apa yang terjadi" pinta yoongi

"sungguh. Aku tidak apa-apa dan jangan merasa bersalah untuk kejadian masa lalu. Itu sudah lewat" ujar jihyo dengan senyumnya yang dipaksakan

"jangan bohong. Aku sudah melihat brosurnya"

Jihyo terdiam. Ia kenal yoongi. Sebaik apapun ia menyimpan sesuatu, cepat atau lambat lelaki itu pasti tau

" Jangan mengelak ji, lakukan apapun yang kau suka. Sudah cukup kau mengurung dirimu sendiri selama ini"

"aku menolak atau tidak, tidak ada hubungannya dengan kejadian masa lalu. Kau tau kan aku tidak suka acara seperti itu" ucap jihyo dengan nada yang dipaksakan agar terdengar seolah ia berkata jujur

"ck. Ji sejak kapan kau menolak acara seperti itu. Jelas itu ada hubungannya dengan kejadian itu."

" dengar ji. Lakukan apapun yang kau suka. Aku tidak ingin kau menyesal nantinya. Jangan mengurung diri dengan ingatan masa lalu. Aku tau kau suka bernyanyi, aku juga tau alasanmu tidak bernyanyi lagi sampai sekarang. Kejadian masa lalu bukan salahmu dan itu tidak ada hubungannya dengan sekarang " ucap yoongi serius

"aku ingin melihatmu yang dulu ji" ucap yoongi lirih

"sudah matang. Ayo makan" jawab jihyo mengalihkan pembicaraan. Yoongi hanya memandang jihyo sedih melihatnya terus merasa bersalah membuat yoongi tidak tega padanya.

Flying ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang