SW-16🍑

1.5K 34 4
                                    

Happy reading..
Masih lanjutan part sebelumnya.

•••

"Bertahanlah, Jangan pergi aku menyayangimu".

Tetesan air matanya yang membasahi punggung tangan Wendy membuat Wendy kembali menangis, Bibirnya bergetar Wendy membawa Alea kedalam pelukannya. Sungguh Alea begitu menyayangi Wendy bahkan Alea tidak menganggap Wendy sebagai kakak melainkan ibu kedua setelah Yora, Karena sikap bijaksana Wendy membuat Alea begitu mencintainya.

Alea menangis di pelukan Wendy, Gumaman ucapan Maaf terus terlontar dari mulutnya. Wendy mengangguk paham Wendy sudah memaafkan ucapan Yora, Bagaimanapun wanita tua itu adalah mertuanya.

Wendy pun paham sikap Yora yang seperti itu karea ia pun sangat mendambakan seorang cucu, Wendy sangat ingin memberinya dan membuat Yora bahagia karena ini adalah cucu pertama baginya. Namun nyatanya tuhan berkehendak lain pada Wendy sedikit ujian membuat Wendy terus bersedih dan menyerah dengan segala angannya.

Wendy menganggukan kepalanya, kemudian mengusap rambut hitam Alea. Pelukan Alea semakin erat siapapun yang menyakiti Wendy
Alea selalu jadi orang yang pertama yang memahami keadaan sang kakak.

Sudah sering kali terulang, setelah sekian lamanya kini terulang lagi dan lagi-lagi Alea yang selalu memeluk Wendy erat, Menguatkan bahu Wendy yang mulai lelah, menegaskan bahwa ini akan bai-baik saja, Dewasa satu ciri pada Alea sekalipun sikap gadis itu manja pada akhirnya saat Wendy terluka hanya Alea yang akan menjadi tumpuan kepedihannya, Mencurahkan segala isi hatinya hingga Wendy menemukan jalan dari segala ucapan dan masukan dari Alea.

Wendy melepaskan pelukannya, Kemudian menatap Alea dengan senyumannya. Wendy menghapus air mata Alea kemudian mengecup kening gadis itu.

"Aku juga menyayangimu Alea, Tetaplah menjadi Alea yang menyenangkan dan terus temani aku".

"Kak! Jika kau pergi dari sini aku tidak akan diam, Aku akan pergi bersamamu aku akan ikut kemana pun kaki ini melangkah". Ucap Alea seraya menepuk kaki jenjang Wendy. Wendy pun mengangguk kemudian tersenyum.

"Kak maafkan ibu". Lirih Alea dengan kedua bola mata yang kembali berkaca-kaca.

"Aku sudah memaafkannya, Tidak apa-apa. Aku hanya kaget saja Alea".

"Memangnya apa yang ibu katakan?" Tanya Alea, Wendy pun terdiam tidak menjawab ucapan Alea.

Wendy tersenyum kecil. "Rahasia". Bisik Wendy pada Alea membuat gadis itu mendengus sebal.

"Ayolah kak, Tidak perlu tidak enak padaku santai saja".

Wendy kembali mengulas senyumnya kemudian menggeleng. "Tidak apa-apa sayang, Sebaiknya kau pergi ganti baju dan bersihkan dirimu, Sepertinya Helena menunggumu".

Mendengar hal itu Alea menoleh ke arah Helena, Helena pun menyapa Wendy dan membungkuk ke arah Wendy saat Wendy menatapnya dengan senyuman.

"Maafkan aku Helena, Kau jadi melihat kesedihanku". Ucap Wendy seraya beranjak dari duduknya diikuti Alea.

"Kak, Tidak apa-apa. Benar kata Alea semuanya akan baik-baik saja kakak tidak perlu memikirkannya banyak sekali orang yang mencintaimu kak, Termasuk aku bolehkan aku mencintaimu seperti Alea mencintaimu?"

Wendy terlihat berhadapan dengan Helena, Gadis yang lebih tinggi darinya itu.

"Tentu saja, Jangan ragu anggap aku kakakmu hm?".

Helena tersenyum kemudian mengangguk, Helena berjalan satu langkah kemudian memeluk Wendy.

"Kak, kau perempuan yang hebat aku ingin sepertimu aku selalu mendoakan kebahagianmu".

SECOND WIFE[ PCY-SSW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang