Bagian ketigabelas

6.7K 576 41
                                    

Mew pun turun masih dengan Gulf dan Vian berada di gendongan nya itu.

Memasuki rumah nya dengan langkah besarnya itu.

Semua yang tadinya khawatir pun bernafas lega ketika melihat tuan dan nyonya mereka datang.

Mew pun melewati para pekerja di sana dan lalu berjalan ke arah kamar yang berada di lantai atas.

"Wah tuan Mew kuat sekali ya mengendong keduanya"kata salah satu maid.

"Iya wah aku jadi bayangin nanti kalo mereka lagi"sambil menautkan jari jarinya.

"Heh malah mikir kek gitu gak boleh"kata yang lainnya.

"Kan cuma bayangin doang ayok taruhan kalo sampe mereka begitu pasti tuan Mew bakal kasar"kata nya.

"Tidakkk pasti bakal lembut"kata yang lain menolak.

"Ih bakal kasar"

"Bakal lembutt"

"Kasarr!"

"Lembut!"

"Hey sudahlah jangan membicarakan itu"kata yang lain melerai dari pada di dengar tuan Mew kan bisa berabe.

...

Mew menaruh Gulf pelan pelan di kasur itu.

Dan lalu melepaskan tas gendongan yang melekat pada tubuh Gulf itu.

"Daddy"peluk Vian kepada Mew.

"Tidurlah boy"kata Mew kepada Vian dan lalu melepaskan pelukan itu.

Gulf sendiri masih terus menghapus air mata yang tak mau berhenti dari matanya.

"Huh berhenti menangis apa tidak lelah lihat anak kita eh-- maksud ku anakmu kenapa kepleset Mulu"kata Mew kesal.

Gulf yang mendengarnya pun tertawa akan hal itu.

"Apa? Jangan menertawai ku"kata Mew.

Gulf pun memegang rahang tegas milik Mew.

"Srottt.. kau..ngik.. boleh menganggap nya seperti anakmu ngik..."kata Gulf yang menarik ingusnya dan berbicara dengan sesegukan.

Mew pun mengelus tangan Gulf yang berada di rahangnya itu.

"Baiklah jika Vian aku anggap anak maka kamu akan aku anggap istri"kata Mew berucap lembut tepat di depan manik hitam Gulf.

Seketika pula Gulf merasa pipinya memanas akan hal itu.

"Hahaha menggemaskan"mencubit pipi Gulf yang gembil itu.

Mew pun tak sengaja melihat ke arah Vian yang tengah tertidur itu.

"Lihat anak kita sudah tidur"kata Mew menunjuk ke arah Vian yang sudah tertidur dengan lucunya.

Gulf pun melihat ke arah Vian benar Vian sudah tertidur.

"Kau tidurlah"kata Mew yang membantu Gulf memakaikan selimut.

"Lupakan kejadian tadi sekarang lihatlah kedepan"kata Mew dan lalu mencium kening Gulf dan juga Vian secara bergantian.

BRAKK

"MENANTU"teriak Tul heboh entah datang dari mana.

Yang berada di kamar pun terkejut mendengar teriakan dari Tul itu.

"Ibu susttt"sambil menunjuk ke arah Vian yang tadi terusik akan hal berisik tadi.

Tul buru buru menutup mulutnya dengan tangannya Max sendiri hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya kok bisa dia punya istri kek gini tapi gak papa lah yang penting sayang ahay.

dan lalu mereka pun menghampiri mereka.

"Menantu kau tidak papa kan sayang bagaimana dengan cucu ku ini"sambil memeriksa keduanya.

"Heh bocah kau apakan menantu dan cucu ku hah"memukul lengan Mew.

Mew pun mengaduh kesakitan.

"Aku tidak apa apakan mereka ibu"kata Mew kepada ibunya.

"Lalu kenapa Gulf lecet hah"kata Tul tak terima.

"Lecet? Mana ada gak ada kok Bu"kata Mew melihat ke arah Gulf yang baik baik saja.

"Nih lihat nih lecet kan"kata Tul menunjuk lengan Gulf yang terlihat hanya terbaret sedikit.

Mew pun menyipitkan matanya dan benar saja ia melihat ada baretan yang cukup kecil bahkan untuk melihatnya saja Mew harus menyipitkan matanya.

"Ini hanya luka kecil mama"kata Gulf yang tak enak pada Tul.

"Apa kamu bilang luka kecil! Ini luka besar Gulf aduhhh gak bisa ini Mew suruh bodyguard kamu buat jaga Gulf 24 jam mulai nanti"

"Ya ampun Bu itu luka kecil"

"Ckc luka besar ini"kata Tul menolak ini di bilang luka kecil.

"Hah terserah ibu ayok kita keluar ayah ma biarkan mereka istirahat"sambil menarik kedua nya agar pergi dari kamar.

Tul tadinya sempat memberontak tetapi tetap saja ia kalah tenaga dengan anaknya.

Sedangkan max hanya diam saja dia sudah lelah.

Sedangkan Gulf yang berada di kamar pun hanya bisa melihat dengan agak tertekan.

.

.

.

"Hey anak durhaka kenapa ibu di usir"sambil memberikan tatapan tajamnya.

"Aduh udah deh ibu mending pergi saja lagi"

"Ouh sudah mulai bantah ya nih anak sekarang"

"Bukan begitu ibu lihat sekarang sudah jam berapa sekarang saja sudah jam 3 pagi dan mereka belum tertidur dari tadi dan di tambah sekarang ibu datang itu bisa menggangu ibu"kata Mew memberikan pengertian pada ibunya.

"Huh yasudah jika seperti itu"melengos pergi dari sana.

"Ayah kenapa kau menikahi istri yang cerewet seperti nya"kata Mew.

"Huh kau tidak akan mengerti jika kau tidak merasakan nya Mew mungkin nanti kau akan merasakan nya"menepuk tepuk bahu Mew dan lalu segera menyusul istrinya yang sedang ngambek itu.

"Dasar bucin"kata Mew menggeleng tak percaya.

.

.

.

"Halo bagaimana?"

"...."

"Eksekusi saja dia ah jangan lupa tanyakan dia juga seperti yang aku ajarkan dulu kau mengerti"

"...."

"Ya baiklah pastikan dia mau membuka suaranya"

Mew pun langsung mematikan sambungan telepon itu sepihak tanpa mempedulikan orang yang berada di sana mungkin akan berbicara lagi.

Dan lalu Mew pun segera turun ke bawah.

Hem seperti nya ada bau bau dia habis di bicarakan oleh mereka yang berada di sana.

Tapi apa peduli Mew ia hanya ingin memasuki kamar itu saja.

TBC....

Dah nih double up nya.

Maap kalo dikit double up nya jari author pegal oke.

Udah jangan pada demo minta double up lagi bayy.

Vote loh!

Protect Me S1 & S2 EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang