S2 glare

2.2K 226 13
                                    

Situasi kini menjadi tegang Mew dan Lian duduk berhadapan saling menatap tajam satu sama lain.

Gulf dan Vian hanya bisa diam saja tanpa mengeluarkan suara nya.

"Phi"perkataan Gulf langsung di potong begitu saja oleh Mew yang mengangkat salah satu tangan nya tanda Gulf harus diam.

"Siapa kau"tanya Mew dengan nada rendahnya yang mampu membuat beberapa orang bergidik ngeri.

"Saya pacarnya om"kata Lian sesopan mungkin, ia tak merasa takut sama sekali dengan Mew.

"Punya apa kamu"tanya Mew kembali, yang membuat Lian tersenyum kecil.

"Mungkin beberapa perusahaan"katanya bangga.

Mew pun tambah menatapnya dengan tajam, Gulf yang merasa aura yang sangat tidak mengenakkan pun hanya bisa menggenggam lengan Mew untuk menenangkan nya.

"Kenapa kau menyukai anakku"

Lian pun menatap Mew santai dan tersenyum tipis,"Karna saya mengincarnya sejak kecil"katanya santai.

"Saya menolak mu"kata Mew bersidekap dada.

"Kenapa om"bantah Lian.

"Vian apa kau menyukainya"tanya Mew yang beralih ke arah Vian yang masih menunduk, tanpa mempedulikan Lian.

Vian pun menjawab dengan anggukan kepala nya.

Mew yang melihatnya pun hanya bisa menghembuskan nafasnya secara perlahan.

"Saya tidak setuju akan hal, dan kau Vian sebaiknya kau putuskan anak ini"kata Mew menunjuk ke arah Lian.

"Dad.."

"Jangan membantah ku! Aku seperti ini Karna menyayangi mu Vian"

"Tapi dad jika kau menyayangiku kenapa tidak boleh"tanya Vian.

"Aku.."Mew pun melirik ke arah Lian dan kembali menatap Vian. "Pokoknya tidak boleh sekalipun itu anak pejabat Daddy tidak memperbolehkannya"Mew pun pergi dari sana membuat suasana itu hening.

"Mommy ini di kemanain"tunjuk Nata pada beberapa sampah yang ada di tangannya.

Semua orang yang berada di sana menatap Nata, dan itu membuat Nata tersenyum kikuk.

'Apa aku salah waktu'

...

Tokk.. Tokk..

Pintu pun terbuka menampilkan Gulf yang datang membawa minuman untuk Mew yang sedang bekerja.

"Ada apa kesini?"

Gulf pun mendekati Mew dan memegang bahunya lembut, Mew yang mendapatkan perlakuan seperti itu pun mengecup punggung Gulf.

"Phi..kenapa menolak anak itu"

Mew pun menatap ke arah Gulf dan menatapnya dengan alis menukik.

"Aku tak menyukainya sayang"Mew pun menarik Gulf untuk duduk dipangkuan nya.

Gulf pun dengan refleks mengalungkan tangannya di leher Mew.

"Tapi phi, dia keliatan anak baik baik"kata Gulf kembali mencoba meyakinkan Mew.

"Sekali tidak ya tidak sayang.. meskipun Vian bukan anak kita. Aku hanya khawatir padanya, sudahlah lebih baik kita melakukan sesuatu saja hemm"

Dan kalian you know lah ;v

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mendengarkan percakapan itu.

....

Louise yang baru saja datang pun langsung membuka pintu kamarnya.

Ceklekk

"Hiks..hiks.."

Louise pun melihat ke sumber suara itu dan ia melihat Vian menangis sesegukan.

"Hey kau kenapa"bingung Louise menghampiri Vian yang menangis itu.

"Hiks..phi ak-aku hik.. bukan anak mommy dan Daddy huwee"tangis Vian makin kencang.

Louise yang mendengar nya pun hanya bisa terdiam saja mendengar itu.

"Itu tidak benarkan phii"tanya Vian berharap itu semua bohong.

Louise pun hanya bisa tersenyum getir,"iya benar kita bukan anak kandung mommy dan Daddy"kata Vian kembali.

"Jadi---"Louise pun mengangguk membenarkan ucapan Vian.

"Dan juga mereka"sebut Vian kepada tiga bocah kembar itu.

"Tidak.."kata Louise tidak membenarkan ucapan Vian.

Vian pun hanya membelalakkan matanya terkejut akan hal ini.

"Jadi begini"Louise pun mulai bercerita tentang nya dan tentang Vian juga.

Setelah mendengar semua penjelasan dari Louise, Vian pun hanya bisa tergugu akan hal ini.

"Jadi begitu"nampak Vian melamun akan hal ini. Louise sendiri hanya mengangguk.

.

.

.

Saat makan malam tiba semua anak anak Mewgulf berkumpul di meja makan untuk tempur et maksudnya untuk makan.

Saat makan Vian masih saja diam tanpa menghiraukan apapun dia menundukkan kepalanya menatap makanan dengan tidak nafsu.

Gulf yang menyadari akan hal ini pun berinisiatif untuk bertanya pada Vian.

"Ada sayang, apa kau sakit?"tanya Gulf yang di balas gelengan oleh Vian.

"Apa makanan nya kurang enak"tanya Mew kembali.Vian pun menggeleng kembali.

Mew dan Gulf pun saling berpandangan akan hal ini.

"Phi apa Karna Dika jelek jadi phi tidak nafsu makan"tunjuk Nata pada Vian dan tetap sama saja jawabannya hanya gelengan.

Louise sendiri sedikit melirik kearah Vian yang menunduk terus.

"Dad..momm.."panggil Louise memberi kode pada mereka.

Dan seketika itu pula semuanya hening hanya ada suara sendok dan garpu yang beradu.

Hingga Vian mulai mengangkat suara.

"Mom..dad.. aku bukan anak kandung kalian ya"tanya Vian yang membuat Gulf menjatuhkan peralatan makanan nya.

Yang membuat sedikit suara riuh di meja makan itu.

"Benar kan"tanya Vian kembali membuat semua orang melihat ke arah Gulf.

"Apa kami juga bukan anak kandung mom?"tanya Nata menunjuk ke arahnya dan juga ke saudara saudara nya.

"Tidak, kalian anak kandung"jawab Louise.

"Ouh, lalu mengapa phi Vian bukan anak kandung. Ah aku tau ini pasti prank kan! hayo dimana kalian meletakkan kameranya"kata Nata yang melihat ke arah sekitar mencari letak di mana kamera tersebut.

Louise pun hanya menjengahkan matanya.

"Jawab pertanyaan ku mommy"kata Vian kembali.

Gulf pun mulai menatap Vian dengan tatapan redupnya,"iya kau bukan anak kandung mommy,tapi kau sudah mommy anggap seperti anak sendiri"kata Gulf meyakinkan Vian.

Vian pun mulai beranjak berdiri ingin pergi dari sana, ketika akan mulai menjauh Vian berhenti sejenak.

"Beri aku waktu sebentar"dan lalu melanjutkan langkah kakinya untuk pergi dari sana.

Gulf yang melihat itu ingin sekali menyusul Vian tapi di tahan oleh Mew.

"Beri dia waktu"kata Mew pada Gulf.

Gulf sendiri menatap risau ke arah Vian.








TBC....

Maap lama up 🥴

Author sedang susah mencari ide gengss tapi tenang author sudah mendapatkan ide ehek 😌👍



Protect Me S1 & S2 EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang