Seharusnya Dara sadar, jika hidup tidak akan pernah berjalan sesuai dengan apa yang ia inginkan. Tapi dirinya terlena dengan hidupnya yang sekarang, hidup dalam kekayaan orangtua, dilimpahkan dengan kasih sayang, dan memiliki kekasih yang begitu dia...
"Denger yah, Fit. Lo tuh seharusnya malu, jangan belagak lo yang tersakiti di sini deh. Lo sama nyokap lo itu sama aja, sama-sama jalang. Kemarin itu lanjutan, hadiah dari gue. Jadi, sebaiknya lo terima balasan dari kejahatan lo sama nyokap lo itu!"
Seru Dara yang langsung melepaskan tangannya yang memelentingkan tangan Fita tadi. Setelah itu dia mendorong Fita, kemudian berjalan meninggalkan kekacauan dibelakangnya. Menghiraukan tatapan kekaguman yang ditunjukan orang-orang kepadanya.
🍃 🍃 🍃 🍃
"Mas!" Seru seorang wanita yang kini menghampiri ayah Dara.
"Mau ngapain kamu ke sini?"
"Kamu nggak bisa giniin kita, kamu kenapa sih, Mas!"
"Dengar, saya sudah talak kamu. Jadi sekarang kita tidak memiliki hubungan apa-apa lagi. Lebih baik kamu pergi dari sini!"
Wanita paruh baya itu menggeleng tidak terima, dia jelas marah.
"Nggak, aku nggak terima. Setelah apa yang aku berikan selama ini ke kamu, kamu buang aku sama Fita gitua aja?!"
Pria paruh baya itu mendecih sinis.
"Saya akan kirim kamu uang untuk terakhir kalinya, setelah itu jangan ganggu saya lagi!"
Setelah itu ayah Dara pergi, namun rupanya ibu Fita tetap tidak terima. Terlebih dia sudah dipermalukan didepan umum. Beberapa karyawan mantan suaminya itu memandang dirinya dengan berbagai macam pandangan. Tanpa pikir panjang dia seketika berteriak.
"Dengar, Mas. Jika aku nggak bisa jadi istri kamu lagi, maka wanita lain pun tidak bisa. Camkan itu baik-baik!"
Perkataan mantan istrinya itu jelas membuat Hendrick terdiam cukup lama, namun dia kembali berjalan. Tak mengidahkan beberapa karyawan yang mulai menatapnya dengan pandangan berbeda-beda.
Perkataan Sonya bukan lah main-main, selama ini dia mencaritahu tentang Sekar. Istri pertama suaminya, dan dia baru mengetahui jika Sekar kini membuka sebuah toko bunga. Dan dia tahu, jika toko bunga milik Sekar pasti ada campur tangan Hendrick suaminya itu. Dia jelas marah dan tidak terima, pasalnya kondisi keuangan dirinya kembali seperti dulu. Sonya tidak bisa seperti ini, dia tidak terima jadi dia ingin Sekar kembali merasakan apa yang dia dan anaknya itu rasakan.
Sonya turun dari mobil tuanya, dia mengambil sebuah tongkat yang ada di dalam belakang kursi. Dengan wajah bengis dia keluar, tak ada senyum ataupun seringai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sonya berjalan dengan langkah panjang menuju toko bunga tersebut, dengan emosi yang meledak-ledak, dia langsung saja menghantamkan tongkat yang dipegangnya itu pada pot bunga, yang berjejer dan juga pada kaca. Sontak saja tindakan Sonya memancing orang-orang yang berada tak jauh dari sana. Pasalnya, toko bunga milik Sekar berada di pinggir jalan.