Bab 26

2.5K 446 68
                                    

Fita benar-benar marah, pertunangannya dengan Rama batal. Juga, sekarang keluarganya tidak baik-baik saja. Ayah tirinya, iya ayah Dara kini tidak lagi menampung dirinya dan sang ibu. Ayah tirinya menceraikan ibunya, karena selama ini mereka menikah secara agama. Dia tidak mendapatkan sepeser apapun selain perhiasan yang dibelikan ayahnya selama ini. Nasibnya sungguh sial, ibunya hanya menangis dan menangis. Sekarang dirinya kembali tinggal sebuah rumah yang dulu mereka tinggalkan.

"Ma, mau ke mana?" Tanya Fita melihat sang ibu yang kini sudah berpakaian rapi.

"Ibu mau ke kantor papa tiri kamu."

Fita mendecak, "Mama nggak capek apa? Tiap hari Mama ke sana, dan selalu di usir sama satpam?!" Seru Fita kesal karena ibunya itu keras kepala sekali.

"Itu satpam baru, kalau satpam lama pasti dia nggak akan berani, Fit!"

"Terserah, asal janji pulang-pulang jangan nangis lagi!"

Mama Fita hanya tersenyum tipis lalu keluar dari rumah sederhananya itu.

"Cieee yang ditendang sama laki kaya-nya." Sahut salah satu ibu-ibu yang sedang berbelanja sayur di samping rumah Fita.

"Di jaga yah kalau kamu ngomong! Siapa yang ditendang, hah?!"

Ibu berdaster biru ikut menimpali. "Jelas lah di tendang, orang dia perempuan nggak bener, mana ada bener rebut suami orang. Hati-hati Bu, kita kunciin rumah tiap malem. Siapa tahu dia cari mangsa ke rumah kita."

Wajah mama Fita jelas memerah, dia marah karena diperlakukan tidak sopan. 

"Kalian, punya mulut sembarangan! Saya bisa lapor suami saya yah, dan kalian akan kena akibatnya!" Marah mama Fita menatap kelompok ibu-ibu yang sedang belanja sayur.

"Silahkan, kita nggak takut. Masih bagus kita nggak usir kalian di sini, malu-maluin kita aja. Punya warga kok perusak rumah tangga orang!"

Cukup sudah, mama Fita mendatangi semua ibu-ibu yang berkumpul di samping rumahnya.

"Coba sini kalau berani ngomong, sini maju."

Mama Fita sudah berdiri di samping si pedagang sayur gerobak.

Salah satu ibu-ibu dengan rambut yang di rol maju ke depan. Dia berkacak pinggak di hadapan mama Fita.

"Nih, saya udah maju nih."

Mama Fita merasa tersulut emosi segera menampar ibu-ibu di hadapannya itu. Yang sayangnya tidak kena, malah mama Fita tersungkur ke bawah. Membuat ibu-ibu yang di sana tertawa melihatnya.

Tidak terima karena di tertawakan, mama Fita kembali bangkit kemudian dengan cepat menarik rambut wanita muda di hadapannya itu. Karena wanita ini yang menghinanya.

Wanita dengan rol itu, seketika memegang kedua tangan mama Fita. Mencengkram dengan keras, hingga kuku cantiknya menancap dipergelangan tangan mama Fita. Seking kuatnya cengkraman itu, membuat kedua tangan mama Fita berdarah. Sehingga mama Fita melepaskan jambakan rambut si wanita muda tadi.

Wanita rol itu langsung saja mendorong mama Fita dengan kuat, sampai jatuh membentur aspal. Kemudia dia melempari mama Fita dengan sayuran yang di gerobak di sampingnya.

"Aduh jangan dong, Bu. Ini dagangan saya ini." Sahut mas-mas si penjual sayur keliling itu.

"Nanti saya bayar, Mas semuanya. Tapi tolong bantu saya lemparin sayuran ini ke wajah nenek sihir ini." Sahut wanita muda dengan rambut rol itu.

"Ayo Ibu-ibu, seranggg .... " Koor wanita muda itu kepada ibu-ibu yang sedari tadi hanya diam melihat aksinya.

Karena mendapat komando dari wanita dihadapannya itu, para ibu-ibu itu seketika melempari mama Fita dengan sayuran yang ada di gerobak. Bukan hanya ada sayuran, tapi ada buah-buahan, juga daging, dan ikan. Mereka begitu semangat melempari mama Fita dengan berbagai macam bahan makan di gerobak. Sedangkan mama Fita hanya berterika histeris, meminta tolong untuk berhenti dan memanggil Fita-sang anak.

The BeginingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang