Bab 8

2.8K 471 135
                                    

Fita bersama kedua temannya tengah berjalan menuju mobil barunya yang diparkir. Mobil itu salah satu mobil yang di incar olehnya dan Dara, dia sengaja meminta pada ayah tirinya untuk dibelikan mobil seperti ini. Beruntungnya dirinya yang memiliki mobil ini, sedangkan Dara tidak mendapatkannya. Sayangnya ia tidak bisa pamer pada musuhnya itu, jika saja musuh dan saudara tirinya itu satu universitas denganya, mungkin dia bisa pamer.

Fita shock melihat mobil barunya yang berwarna silver itu dipenuhi tulisan pilox berwarna merah darah. Dengan tulisan, tulisan mengerikan, bahkan mengatai jika dirinya anak dari perebut suami orang. Kedua teman Fita ikutan kaget, tidak percaya jika teman barunya itu ternyata anak dari wanita perebut suami orang.

"Sialan!" Seru Fita berang sambil menghapus tulisan-tulisan yang berada di mobil. Yang jelas itu percuma, karena gambar dengan pilox itu permanen.

"Kayaknya percuma deh, Fit. Itu keliatannya permanen, nggak bisa lo alus pake air." Tanya salah satu teman Fita berambut pendek.

"Brengsek. Siapa sih yang jahilin gue, nggak lucu!" Marah Fita sambil terus mencoba untuk menghapus coretan-coretan tersebut.

Karena mobil Fita yang paling depan, dan area parkir yang sedang ramai-ramainya karena jam pulang. Membuat beberapa mahasiswa-mahasiswi mulai berjalan, menuju kendaraan mereka bisa dengan mudah melihat mobil Fita yang terlihat mengenaskan itu. Ada beberapa yang diam sambil menertawakannya, kemudian pergi. Ada yang terang-terangan menyudutkannya.

"Lo anak pelakor, Fit? Wah boleh juga Ibu lo!" Celetuk mahasiswa sambil berjalan melewati Fita.

"Kalau Ibunya pelakor, anaknya apa dong? Boleh dong Fit gue booking lo." Ujar cowok berbadan besar dengan kepala plontos, mengedipkan matanya menggoda pada Fita.

"Sembarangan lo. Emangnya gue cewek apaan!" Sembur Fita marah pada cowok itu dengan kedua mata menyala-nya.

Cowok plontos itu tertawa mendengarnya.

"Yaelah, sok jual mahal lo, orang Ibu lo aja jualan. Masa lo nggak?" Ejek pria lain, di samping pria plontos itu.

"Yah biasa, mana ada anak pelakor ngaku. Lagian gue juga yakin, barang dia aja pasti udah di celup sana-sini." Seru cowok pertama yang mengatai dirinya anak pelakor.

Fita yang malu dan juga marah, seketika masuk ke dalam mobil di ikuti kedua temannya. Fita tidak ingin jika dirinya menjadi bahan olokan teman se-universitasnya, ia langsung melajukan mobilnya meninggalkan pelataran parkiran. Namun ketika mobilnya akan keluar dari gerbang parkir, ia merasa ada sesuatu yang aneh di dalam mobilnya. Terdengar suara katak yang saling bersahutan, Fita yang tahu jika salah satu temannya memasang dering suara katak seketika memarahinya. Tapi temannya itu mengelak, jika itu bukan suara katak dari ponselnya.

Fitri yang duduk di belakang Fita menggaruk kakinya yang terasa gatal dan perih. Fitri melihat ke bawah ke arah kakinya, dan seketika itu juga dirinya menjerit. Membuat Fita mengerem mendadak karena kaget, lalu memarahin temannya itu. Dan tak lama kemudian Fita dan temannya yang lain sama-sama menjerit. Melihat kecoa yang begitu banyaknya, dan juga katak yang perlahan mulai keluar dari sebuah karung yang berada di belakang Fitri.

Mereka semua menjerit dan berebut ingin keluar, namun sayang mereka kesulitan karena panik. Fita membuka kunci mobil lalu keluar di ikuti kedua temannya yang lain. Dan berbarengan dengan itu, kecoa dan katak yang berada di dalam mobil Fita pun mulai keluar. Membuat beberapa mahasiswi yang masih di sana menjerit histeris, sedangkan para cowok tertawa melihat Fita dan kedua temannya. Wajah Fita begitu kacau, rambut yang di sisir rapih sudah tidak beraturan akibat beberapa kecoa yang hinggap di atas rambut Fita. Kedua teman Fita yang lain pun sama saja, mereka begitu kacau.

The BeginingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang